Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menufandu: Laporan Nazaruddin Hanya untuk Perkeruh Suasana

Kompas.com - 23/09/2011, 11:02 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Duta Besar Indonesia untuk Kolombia Michael Menufandu menyesalkan tindakan M Nazaruddin, tersangka kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet, yang melaporkan dirinya ke Mabes Polri terkait dugaan penggelapan isi tas milik Nazaruddin.

Menurut Menufandu, laporan Nazaruddin tersebut tidak tepat, dan hanya dibuat-buat. "Apa untungnya saya menghilangkan barang dia (Nazaruddin). Laporan itu cuma dibuat-buat, untuk memperkeruh keadaan sekarang," ujar Menufandu saat dihubungi Kompas.com, di Jakarta, Jumat (23/9/2011).

Nazaruddin melalui kuasa hukumnya Dea Tunggaesti melaporkan Menufandu ke Mabes Polri, Kamis (22/9/2011). Mantan Duta Besar Kolombia itu dituding menggelapkan isi tas hitam milik Nazaruddin yang berisi barang bukti berupa tiga flashdisk dan satu keping cakram penyimpan data (CD) belum diketahui keberadaannya.

Selain Menufandu, Nazaruddin juga menggugat Komisi Pemberantasan Korupsi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, terkait kasus yang sama. Menurut Menufandu, selama ini dirinya selalu berusaha meluruskan mengenai isi tas hitam milik Nazaruddin tersebut.

Ia mengatakan, pada saat tas hitam itu dibuka di Kolombia oleh salah satu stafnya, Agus Prabowo, Nazaruddin pun sebenarnya melihat peristiwa tersebut. "Semua kan ada melihat, bahkan KPK pun ada pada saat pembukaan tas itu. Saya keluar rapat, karena harus memutuskan keamanan Nazaruddin di Bogota dengan pihak kepolisian dan Interpol. Jadi apa untungnya saya hilangkan barang dia (Nazaruddin). Justru saya yang berusaha mengamankan dia saat ditangkap di Kolombia, saya yang berusaha carikan suaka politik bagi pengacaranya di sana. Ini kan aneh," kata Michael.

Tidak laporkan balik

Ketika ditanya, apakah dirinya akan melaporkan balik mengenai tuduhan Nazaruddin itu, Menufandu menyatakan tidak akan melakukan hal tersebut. Menurut Menufandu, sebagai mantan Duta Besar RI untuk Kolombia, dirinya akan tetap terus menjamin keamanan bagi warga negara Indonesia.

"Tidak akan (laporkan balik). Biarkan saja. Saya tunggu. Bahkan kalau perlu, periksa saya dengan lie detector atau temukan saja saya dengan Nazaruddin. Agar tuduh-tuduhan itu bisa terungkap kebenarannya," kata Menufandu.

Saat memenuhi panggilan KPK, Jumat (16/9/2011), Menufandu juga mengaku tidak mengetahui perihal keberadaan flashdisk merek SanDisk dan cakram penyimpan data milik Nazaruddin.

Sedangkan pengakuan mantan Politisi Demokrat itu, tas hitam tersebut dititipkan pada Menufandu saat dia tertangkap di Cartagena, Kolombia. Tas tersebut lalu disimpan di KBRI di Bogota dan disegel sebelum diserahkan kepada tim penjemput Nazaruddin.

Saat dibuka di Bogota dan Jakarta, tak ditemukan flashdisk merek SanDisk dan cakram penyimpan data yang sempat ditunjukkan Nazaruddin dalam wawancaranya dengan jurnalis independen Iwan Piliang, yang ditayangkan di Metro TV.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    Nasional
    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com