Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Tak Campuri Urusan Gaji Misbakhun

Kompas.com - 09/09/2011, 18:53 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara institusional mengaku tidak mencampuri urusan gaji yang diterima Misbakhun, anggota DPR dari Fraksi PKS, mantan terpidana kasus pemalsuan dokumen letter of credit (L/C) Bank Century.

Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq di Surabaya, Jumat (9/9/2011), mengatakan, urusan gaji anggota DPR adalah masalah pribadi yang tidak dapat diintervensi partai. "Yang jelas, gaji Misbakhun selama di penjara tidak mengalir ke partai. Yang saya tahu, gajinya mengalir ke konstituennya," kata Luthfi.

Menurut dia, masih keluarnya gaji Misbakhun saat ada di penjara karena belum ada surat keputusan Presiden terkait pemberhentian Misbakhun sebagai anggota DPR, serta berita acara pelantikan penggantinya. Dengan demikian, menurut aturan, statusnya masih anggota DPR.

Luthfi juga menegaskan, partainya tidak ada kaitannya dengan kasus pidana yang dilakukan Misbakhun. "Kasus yang membelit Misbakhun terjadi pada 2004, saat itu dia belum bergabung bersama PKS. Misbakhun baru gabung PKS pada 2008-2009," tuturnya.

Meski begitu, pihaknya tetap memproses pergantian antar-waktu (PAW) Misbakhun. PKS sudah menyiapkan kader yang menduduki posisi kedua dari daerah pemilihan yang sama, yakni Muhammad Firdaus, bersama dua proses PAW kader PKS yang lain, yakni Warsito menggantikan Yoyok Yusroh yang meninggal dunia dan Mardani menggantikan Arifinto yang mengundurkan diri karena tepergok melihat film porno saat sidang paripurna.

Seperti diberitakan, Misbakhun, meskipun ditahan sejak April 2010 karena kasus pemalsuan dokumen L/C Bank Century, tetap menerima gaji sebagai anggota DPR.

Menurut data Biro Keuangan Sekretariat Jenderal DPR, Misbakhun masih mendapat gaji sebesar Rp 4,2 juta per bulan, itu belum termasuk tunjangan istri, tunjangan anak, dan tunjangan lainnya yang totalnya mencapai Rp 16.178.400 per bulannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com