Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki: Sah-sah Saja Remisi Koruptor

Kompas.com - 06/09/2011, 13:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Ali menilai wajar koruptor mendapat remisi atau pemotongan masa penahanan. Menurut dia, permasalahan bukan pada pemberian remisi namun rendahnya vonis untuk para koruptor.

"Ini persoalannya karena hukum yang diterapkannya terlalu rendah sehingga menyakitkan hati rakyat," kata Marzuki di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/9/2011), saat ditanya usul penghapusan remisi bagi koruptor.

Marzuki menilai ada ketidakadilan vonis dari majelis hakim kepada para koruptor selama ini. Selain vonis terlalu rendah, menurut politisi Partai Demokrat itu, hakim cenderung memukul rata hukuman bagi koruptor tanpa mempertimbangkan nilai uang negara yang dinikmati.

"Orang korupsi sampai triliun rupiah dihukumnya empat tahun. Kemudian dipotong-potong jadinya dua tahun. Itu kan menyakitkan rakyat. Tapi kalau hukum itu sudah adil, misal maling ayam dihukum enam bulan, korupsi cuma Rp 100 juta misalnya dua tahun, korupsi Rp 1 miliar misalnya 10 tahun, korupsi Rp 100 miliar misalnya seumur hidup, maka remisi itu sah-sah saja," ucap dia.

"Orang di lapas perlu dinilai juga. Ada yang berubah jadi baik, menyesal. Ada juga orang yang tidak pernah menyesal dalam penjara. Perbedaan-perbedaan perilaku di dalam penjara tentu harus dinilai. Jangan sampai orang yang berubah dengan orang yang tidak berubah sama saja. Di mana keadilannya," tambah Marzuki.

Dengan demikian, Marzuki meminta agar semua pihak melihat secara komperehensif dalam memberikan pendapat. Jangan hanya mengkritik pemberian remisi oleh Kementerian Hukum dan HAM. "Saya minta semua bicara komperensif," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    Nasional
    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Nasional
    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

    Nasional
    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Nasional
    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Nasional
    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Nasional
    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Nasional
    Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

    Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

    Nasional
    'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

    "Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com