Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhaimin: Saya Prihatin dan Sedih

Kompas.com - 26/08/2011, 15:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar menyatakan akan mendukung langkah Komisi Pemberantasan Korupsi untuk mengusut tuntas kasus dugaan suap yang melibatkan dua pejabat di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Kamis (25/8/2011), KPK menangkap dua orang pejabat Kemnakertrans yang diduga menerima suap terkait kasus pencairan dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah (PPID) bidang transmigrasi di 19 kabupaten pada APBN-P 2011 Kemnakertrans.

"Kita mendukung KPK untuk mengungkap supaya tidak terulang lagi kasus-kasus seperti itu," kata Muhaimin kepada wartawan di kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat (26/8/2011).

Dua pejabat Kemnakertrans yang dimaksud adalah Kepala Bagian Perencanaan dan Evaluasi Dadong Irbarelawan serta Sekretaris Dirjen di Direktorat Jenderal (Ditjen) Pembinaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (P2KT) Kemnakertrans I Nyoman Suisanaya. Selain dua orang pejabat tersebut, KPK juga menangkap satu orang pengusaha bernama Dharnawati yang diduga sebagai pemberi suap.

Ketiga orang itu ditangkap secara terpisah. Nyoman ditangkap di lantai 2 Gedung A Ditjen P2KT, Kemnakertrans, di Jalan TMP Kalibata Nomor 17, Jakarta Selatan, pukul 15.00 WIB. Dadong ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta pukul 16.00 WIB, sedangkan Dharnawati ditangkap pukul 15.30 WIB di daerah Otista.

Muhaimin menilai, tindakan dua pejabatnya tersebut telah mencoreng kementeriannya. Ia meminta agar pejabat-pejabat lainnya lebih mewaspadai tindakan-tindakan tersebut. "Pada dasarnya saya prihatin dan sedih, kemudian kecewa atas apa yang terjadi sehingga kita mendukung KPK untuk melakukan langkah pengusutan," kata Muhaimin.

Seperti diberitakan sebelumnya, uang senilai Rp 1,5 miliar yang diduga sebagai uang suap itu diberikan Dharnawati melalui seorang pegawai Kemnakertrans berinisial S. Uang disimpan dalam kardus bekas durian di lantai 2 Gedung A Kemnakertrans yang kemudian disita penyidik.

Diduga, fee tersebut diberikan sebagai imbalan karena perusahaan yang diwakili Dharnawati akan menjadi pelaksana proyek pembangunan infrastruktur itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Puan Tiba Belakangan, Langsung Jemput Megawati dan Antar ke Ruang Rakernas

    Puan Tiba Belakangan, Langsung Jemput Megawati dan Antar ke Ruang Rakernas

    Nasional
    Mantan Wapres Try Sutrisno Hadiri Rakernas V PDI-P

    Mantan Wapres Try Sutrisno Hadiri Rakernas V PDI-P

    Nasional
    Rakernas PDI-P Diselimuti Amarah, Diprediksi Akan Jadi Oposisi Prabowo

    Rakernas PDI-P Diselimuti Amarah, Diprediksi Akan Jadi Oposisi Prabowo

    Nasional
    Ganjar, Sandiaga, hingga Hary Tanoe Hadiri Rakernas V PDI-P

    Ganjar, Sandiaga, hingga Hary Tanoe Hadiri Rakernas V PDI-P

    Nasional
    Tiba di Lokasi Rakernas PDI-P, Megawati Saksikan Patung Banteng Berdarah Tertusuk Panah

    Tiba di Lokasi Rakernas PDI-P, Megawati Saksikan Patung Banteng Berdarah Tertusuk Panah

    Nasional
    Berkaca Kasus SYL, KPK Sebut Penyelenggara Negara Terpaksa Patuhi Atasan karena Takut Jabatannya Hilang

    Berkaca Kasus SYL, KPK Sebut Penyelenggara Negara Terpaksa Patuhi Atasan karena Takut Jabatannya Hilang

    Nasional
    Diduga Terkait Judi “Online”, Lebih dari 5.000 Rekening Diblokir, 500 E-Wallet Ditutup

    Diduga Terkait Judi “Online”, Lebih dari 5.000 Rekening Diblokir, 500 E-Wallet Ditutup

    Nasional
    Gelar Rakernas, PDI-P Akan Evaluasi Petugas Partai di Legislatif hingga Eksekutif

    Gelar Rakernas, PDI-P Akan Evaluasi Petugas Partai di Legislatif hingga Eksekutif

    Nasional
    Pesawat Garuda Rusak Timbulkan Efek Domino Kloter Haji Gagal Terbang, Kemenag: Kita Tegur Keras

    Pesawat Garuda Rusak Timbulkan Efek Domino Kloter Haji Gagal Terbang, Kemenag: Kita Tegur Keras

    Nasional
    BNPT: Pemerintah Indonesia Tekankan Pentingnya Semangat Multilateralisme dalam Penanggulangan Terorisme

    BNPT: Pemerintah Indonesia Tekankan Pentingnya Semangat Multilateralisme dalam Penanggulangan Terorisme

    Nasional
    Pemerintah Klaim Sudah Putus 1,9 Juta Akses Konten Judi Online

    Pemerintah Klaim Sudah Putus 1,9 Juta Akses Konten Judi Online

    Nasional
    Kasus 'Vina Cirebon' Belum Tuntas, Propam Polri Diminta Turun Tangan

    Kasus "Vina Cirebon" Belum Tuntas, Propam Polri Diminta Turun Tangan

    Nasional
    Kata Sandiaga soal Kemungkinan Maju di Pilkada Jakarta

    Kata Sandiaga soal Kemungkinan Maju di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Cegah Kader 'Mencurikan Diri' ke Partai Lain Jelang Pilkada 2024

    PDI-P Cegah Kader "Mencurikan Diri" ke Partai Lain Jelang Pilkada 2024

    Nasional
    Demokrat Pertimbangkan Usung Keponakan Prabowo di Pilkada Jakarta 2024

    Demokrat Pertimbangkan Usung Keponakan Prabowo di Pilkada Jakarta 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com