"Serapannya (Bulog) kurang dan harganya kalah dengan bakulan (tengkulak), tetapi kalau beli itu uangnya kontan Pak, Bulog," ujar salah seorang petani.
Mendengar hal itu, Kepala Negara mengatakan, pemerintah akan memberikan penyuluhan dan pelatihan, antara lain mengenai cara bercocok tanam dan soal pupuk.
"Yang penting Bapak Ibu harus rajin, harus senang, meskipun panas begini ayem, tenteram. Bertani juga beribadah, Bapak Ibu, walau kita puasa beribadah. Semoga diterima Allah," katanya.
Lebih lanjut, Presiden mengatakan, tujuannya berhenti adalah untuk menyapa petani yang sedang bekerja sekaligus mengucapkan terima kasih serta melihat langsung untuk dapat mengetahui apa yang bisa dibantu pemerintah.
"Jadi, sesuai dengan anggaran pemerintah, secara bertahap kita tingkatkan karena kita harus memikirkan di seluruh Indonesia," kata Presiden mengenai komitmen pemerintah untuk meningkatkan bantuan untuk sektor pertanian.
Dalam dialognya yang berlangsung lebih kurang 30 menit itu, Presiden menjelaskan, pemerintah aktif melakukan program peningkatan kesejahteraan rakyat. Namun, rakyat Indonesia berjumlah lebih dari 220 juta jiwa dan tersebar di seluruh penjuru Indonesia, sedangkan anggaran pemerintah terbatas. Oleh karena itu, harus dilakukan prioritas, yaitu untuk rakyat yang masih miskin.
"Mari kita bergotong royong (meningkatkan kesejahteraan bersama-sama), kersa (mau)? Saged (bisa)?" tanya Presiden kepada para petani.
"Saged, Pak," jawab para petani dengan kompak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.