Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Najib Razak: Demokrasi Juga Terjadi di Malaysia

Kompas.com - 21/08/2011, 02:15 WIB

Jadi, perlulah kita berusaha dengan segala daya upaya untuk membentangkan agenda dan program yang dapat memberi kepuasan dan keyakinan kepada rakyat. Bukan saja dengan (membentangkan) program-program pemerintah, program ekonomi, tetapi juga program-program yang menyentuh rakyat. Program yang memberi kelegaan dan kepuasaan kepada rakyat, terutama dalam konteks fenomena inflasi global—berhubungan dengan kenaikan harga pangan dunia.

Ini semua adalah isu-isu yang perlu kita tangani. Dan yang tak kurang penting adalah menjaga komunikasi dengan rakyat.

+ Menyangkut fenomena demokrasi?

Model demokrasi itu berbeda-beda di setiap negara. Indonesia mempunyai pengalaman, dari sistem yang agak ketat ke suatu demokrasi yang agak bebas, yang terbuka.

Malaysia memilih sistem yang melalui proses evolusi. Tetapi, prinsipnya jelas bahwa tidak ada kekebalan kepada partai pemerintah sekalipun. Bila ada pilihan raya, partai pemerintah senasib dengan partai pembangkang (oposisi). Nasib di tangan rakyat tak berlaku sembarang manipulasi untuk menentukan kesahihan dari perolehan suara. Undi ditentukan oleh rakyat.

Yang bisa menjadi polemik adalah definisi keterbukaan. Kita (pemerintah) memiliki pendapat tentang keterbukaan. Partai pembangkang pun memiliki pendapat. Hanya saja, prinsip utamanya, hak rakyatlah yang memilih Kerajaan (pemerintah) secara adil dan bebas.

Demokrasi juga sudah terjadi di Malaysia. Partai pemerintah pernah kalah di peringkat negeri dan memang belum pernah di tingkat pusat.

Di peringkat negeri sudah berlaku peralihan. Terjadi di Sabah. Di Terengganu juga pernah berlaku. Kelantan di lima buah negeri (negara bagian) yang selama 21 tahun dikuasai Barisan Nasional dalam Pilihan Raya 2008 jatuh ke tangan partai pembangkang.

+ Harapan kepada Indonesia sebagai tetangga yang juga Ketua ASEAN kali ini?

Saya mengharapkan, hubungan bilateral (antara Malaysia dan Indonesia) ini sebagai hubungan yang amat intim. Ibarat sebuah hubungan dua negara tetangga yang sama-sama mempunyai warisan yang amat erat dari segi sejarah. Hubungan budaya, agama, dan hubungan kekeluargaan. (PM Najib pun mengaku keturunan ke-11 dari Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan).

Sudah barang tentu, hubungan Malaysia dan Indonesia ini diasaskan atas faktor yang lebih istimewa dan lebih unik. Dan kita harus menerjemahkan apa yang kita warisi ini sebagai legacy dalam bentuk hubungan pada konteks masa kini. Saling memberi manfaat kepada kedua bangsa.

Mengenai isu perbatasan, kita cari penyelesaian. Tidak ada pertikaian yang tidak bisa diselesaikan. Harus ada kompromi jika kita mencari penyelesaian yang berbentuk solusi politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com