Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandan Wangi Cianjur Pun Dipalsu Thailan

Kompas.com - 06/08/2011, 16:15 WIB

CIANJUR, KOMPAS.com-  Petani beras asal Cianjur mengeluhkan pemalsuan nama dagang beras Cianjur yang sempat menjadi beras premium pilihan masyarakat Indonesia dan dunia pada tahun 1980-an. Identitas beras Cianjur itu dicatut oleh beras berkualitas lebih rendah asal luar negeri, terutama Thailand dan Vietnam.

Berkait dengan itu, petani Cianjur meminta pemerintah menegakkan hukum atas beras-beras yang mengatasnamakan beras Cianjur namun palsu itu.

Keluhan disampaikan Pepen Zainuddin, petani asal Cianjur Selatan, Jawa Barat, Sabtu (6/8/2011), saat berlangsung tanya jawab dengan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di tengah kunjungan kerjanya ke daerah.

Menurut Pepen, hingga saat ini, penjualan beras Cianjur memang masih menguntungkan secara bisnis. Namun dari sisi nama baik mulai tercoreng, terutama beras yang diberi nama Pandan Wangi.

"Masalahnya, yang sangat diuntungkan adalah pedagang Thailand dan Vietnam. Mereka memakai nama besar beras Cianjur untuk menjualnya. Di satu sisi, kami bangga dengan itu. Namun disisi lain kami dirugikan, Katanya.

Menurut Pepen, Pandan wangi menguntungkan sehingga sudah mendunia. Itu berdampak ke petani yang merugi, konsumen dibohongi. Tahun 1980-an, beras Cianjur unggulan, sekarang nol," ujarnya.

Menanggapi hal itu, Hatta Rajasa menegaskan, pemerintah terus menegakkan hukum dalam hal apapun. Jika ada pihak lain yang mengatasnamakan beras Cianjur padahal berkualitas lebih rendah, maka itu termasuk dalam kategori pemalsuan dan penipun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com