Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Citra KPK di Tubir Jurang

Kompas.com - 01/08/2011, 09:55 WIB

Oleh Indah Surya Wardhani

Jika langkah-langkah pemulihan tidak segera dilakukan, kredibilitas Komisi Pemberantasan Korupsi di mata publik berada di ambang keterpurukan. Tidak seperti biasanya, saat ini citra lembaga ini dipandang buruk. Independensinya pun mulai diragukan.

Mencermati berbagai hasil survei opini publik yang dilakukan Kompas, inilah situasi terburuk yang dialami KPK dalam lima tahun terakhir. Survei terbaru, pekan lalu, memperlihatkan betapa ambruk citra KPK. Kini, hanya 36,2 persen responden yang menyatakan citra KPK positif. Mayoritas responden menilai buruk. Padahal, Juni lalu, citra KPK masih bertahan di tingkat 57 persen.

Kasus proyek wisma atlet SEA Games 2011 yang sebelumnya menjadi prestasi terbaru lembaga ad hoc ini dalam membongkar praktik korupsi justru menjadi pijakan rapuh. Melalui kasus ini pula, pukulan telak terhadap performa KPK bermula. Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat dan anggota DPR, adalah tersangka pelaku suap proyek wisma atlet itu. Ia kini menjadi buronan KPK.

Namun, ia pula yang menjadi pelempar ”bola panas” yang membakar jenggot elite politisi negeri ini. Tak ingin menjadi pesakitan sendirian, dari tempat persembunyiannya, Nazaruddin meluncurkan banyak tuduhan mencengangkan. Bahkan, ia menyinggung rentetan pertemuannya dengan aparat KPK.

Silang sengkarut ”kebenaran” dan sanggahan dari berbagai pihak mewarnai panggung media massa. Mereka yang dituding telah menyanggah. Pimpinan KPK pun membentuk komisi etik untuk memeriksa unsur pimpinan yang namanya disebut-sebut Nazaruddin. Namun, tampaknya noda telanjur terekam dan persepsi negatif terbangun. Mayoritas responden (80,2 persen), sebagaimana terekam dalam survei kali ini, tidak lagi percaya KPK bersih dari perilaku korup...............(Selengkapnya mengenai analisis Jejak Pendapat Kompas, baca Harian Kompas, Senin 1 Agustus 2011, halaman 4)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Nasional
    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    Nasional
    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com