Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ade Rahardja Siap Diperiksa KPK

Kompas.com - 25/07/2011, 18:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi Ade Rahardja mengaku siap diperiksa tim internal KPK terkait tudingan yang dilancarkan M Nazaruddin, tersangka kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games, terhadapnya. Nazaruddin menuding Ade bersekongkol dengan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah untuk merekayasa kasus yang menjeratnya. Hal tersebut disampaikan Ade seusai menjalani seleksi calon pimpinan KPK di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jakarta, Senin (25/7/2011).

"Siap, soalnya semua juga harus siap," kata Ade.

KPK menindaklanjuti tudingan-tudingan Nazaruddin dengan membentuk tim internal yang bertugas menguji kebenaran informasi yang disampaikan Nazaruddin terkait dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games.

Seperti diberitakan sebelumnya, melalui media massa Nazaruddin menuding keterlibatan orang dalam KPK. Dia menyebut Ade dan Chandra sepakat dengan Anas untuk tidak mengusut dugaan keterlibatan kader Partai Demokrat seperti Anas, Angelina Sondakh, dan Mirwan Amir dalam kasus tersebut. Sebagai gantinya, kata Nazaruddin, Ade dan Chandra akan dipermudah dalam melewati seleksi calon pimpinan KPK 2011-2015 di DPR. Menanggapi tudingan tersebut, Ade membantahnya.

"Tidak ada kesepakatan itu. Ancaman Nazar kan bukan sekarang saja munculnya," ujar Ade.

"Nazar ini kan tersangka ya, tersangka kan punya kecenderungan membela diri walau dia berkata bohong," tambah Ade.

Kendati demikian, menurut Ade, tudingan-tudingan Nazaruddin tersebut tidak akan mengganggu jalannya penyidikan kasus wisma atlet di KPK. "Lancar-lancar saja. Tidak mengganggu konsentrasi. Biarin saja dia mau menyatakan apa," katanya.

Senada dengan Ade, Chandra juga mengatakan bahwa pihaknya tidak akan terpengaruh oleh serangan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu.

"Kami jalan terus," tegasnya.

Sebelumnya, Juru Bicara KPK Johan Budi mengungkapkan, pihaknya membentuk tim internal untuk menguji kebenaran informasi yang disampaikan Nazaruddin, termasuk soal keterlibatan anggota Dewan lainnya dan sejumlah kader Partai Demokrat. Namun, Johan belum dapat memastikan kapan tim itu mulai bekerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com