Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat: "Sorry, Goodbye, Nazaruddin!"

Kompas.com - 25/07/2011, 11:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Demokrat, M Nazaruddin, sebenarnya sudah dipecat dari partai sejak Jumat pekan lalu. Hal ini disampaikan oleh Wakil Sekjen Demokrat Ramadhan Pohan kepada wartawan, Senin (25/7/2011).

"Sudah dipecat. De jure, Jumat lalu. De facto sejak SP-1, ia sudah diputuskan diberhentikan. SP-1 hingga SP-3, itu hanya untuk mengikuti proses administratif," kata Ramadhan.

Menurut Ramadhan, informasi dari Wakil Sekjen Demokrat Saan Mustofa bahwa Nazaruddin akan resmi dipecat hari ini memang betul adanya. Surat pemberhentiannya sudah resmi ditandatangani dan sudah dikirimkan ke staf pribadi Nazaruddin.

"Itu sudah teknis lah. Intinya, 'We are sorry, goodbye' untuk yang bersangkutan," ujarnya.

Sementara itu, soal pengganti mantan Bendahara Umum Demokrat itu di DPR akan ditentukan sesuai dengan mekanisme yang berlaku, yaitu calon anggota legislatif yang memperoleh suara terbanyak kedua dari daerah pemilihan yang sama dengan Nazaruddin. Seperti diketahui, ia masih berstatus sebagai anggota Komisi VII DPR.

Kemarin, Saan mengatakan, Partai Demokrat akan memecat mantan bendahara umum tersebut sehari setelah penyelenggaraan rapat koordinasi nasional. Demokrat akan mengeluarkan surat pemecatan yang secara administratif menunjukkan bahwa Nazaruddin, yang sudah resmi menjadi tersangka kasus dugaan suap proyek pembangunan wisma atlet SEA Games 2011, tak berkaitan lagi dengan Demokrat. Pemecatan dilakukan setelah Demokrat melayangkan surat peringatan ketiga kepada Nazaruddin. Menurut Saan, karier Nazaruddin sebagai anggota DPR juga sudah berakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com