Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPATK: 144 Transaksi Mencurigakan di Rekening Nazar

Kompas.com - 19/07/2011, 18:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) membeberkan jumlah transaksi mencurigakan yang dimiliki politisi Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. Tersangka kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet untuk SEA Games itu diketahui memiliki 144 transaksi keuangan. Sebelumnya, PPATK menemukan jumlah transaksi mencapai 109. Ketua PPATK Yunus Husein menduga, transaksi itu bukan hanya terkait kasus wisma atlet SEA Games.

"144 transaksi itu ada di 16 bank. Saya tidak bisa sebutkan nama banknya. Sudah naik dari 109 menjadi 144, paling banyak perusahaan. Kami dengar dari sumber kami, bukan hanya kasus wisma atlet saja yang mengalir ke 16 bank itu," ujar Yunus di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Selasa (19/7/2011).

Nominal terbesar dari 144 transaksi Nazaruddin itu, lanjut Yunus, mencapai Rp 187 miliar. Sekitar  Rp 67 miliar di antaranya dilakukan melalui transaksi antarbank. Yunus juga menyebutkan, PPATK menemukan transaksi tunai sebesar Rp 54,7 miliar. Saat ini catatan 109 transaksi sudah diserahkan ke KPK. Menurut dia, pihaknya belum sampai menelusuri dana ke Partai Demokrat.

"Nilai transaksi terbesar 187 miliar. Ke partainya saya belum lihat," katanya.

Seperti yang diketahui, Nazaruddin diduga mendapat dana fee dari PT DGI senilai Rp 25 miliar untuk kasus tersebut. Ia juga diduga terlibat dalam kasus di Kemendiknas. Sampai saat ini KPK tengah melakukan penelusuran dana yang dimainkan pengusaha muda itu. Meskipun demikian, ia tak hadir dalam beberapa kali pemanggilan KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    Nasional
    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Nasional
    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

    Nasional
    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Nasional
    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Nasional
    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Nasional
    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Nasional
    Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

    Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

    Nasional
    'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

    "Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

    Nasional
    Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

    Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com