Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panja Mafia Pemilu Diberi Kebebasan

Kompas.com - 06/07/2011, 12:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pimpinan DPR RI memberikan kebebasan kepada Panja Mafia Pemilu dari Komisi II DPR RI untuk memutuskan perdebatan tugas dan kewenangannya dalam membongkar mafia pemilu. Pimpinan mempercayakan keputusan sepenuhnya kepada Panja.

"Kami menyerahkan sepenuhnya ke Komisi II untuk melakukan yang terbaik kalau ada ikhtiar untuk menyelidiki sampai ke pileg dan pilpres. Saya kira itu punya dasar kebijakan dengan alasan yang sah," ungkap Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso di Gedung DPR RI, Rabu (6/7/2011).

Menurut Priyo, pimpinan sudah memperoleh penjelasan mengenai perdebatan arah kinerja Panja Mafia Pemilu ke depan pascamendengarkan keterangan dari mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Andi Nurpati yang kini menjadi politisi Partai Demokrat.

Priyo mengatakan, di dalam Panja muncul perdebatan apakah Panja cukup berhenti pada masalah surat palsu Mahkamah Konstitusi atau justru kasus ini menjadi pintu masuk untuk menyelidiki seluruh pelanggaran dalam Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2009 lalu.

"Kalau Panja Mafia Pemilu membuka pintu melacak penyelenggaran pemilu, suatu hal yang tidak salah. Hanya saja apa ini kesepakatan bersama, dewan menyerahkan sepenuhnya kepada Panja," ujarnya.

Panja Mafia Pemilu telah memanggil sejumlah pihak yang terkait pembuatan surat palsu putusan Mahkamah Konstitusi oleh Andi Nurpati tentang status Dewi Yasin Limpo dalam rapat pleno KPU. Selain Andi, Panja juga telah memanggil Hakim MK Arsyad Sanusi, serta sejumlah anggota KPU dan Badan Pengawas Pemilu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

    Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

    [POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

    Nasional
    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Nasional
    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Nasional
    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Nasional
    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Nasional
    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com