Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat: Kami Hargai KPK

Kompas.com - 30/06/2011, 15:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrat menghormati keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menetapkan politisinya, M Nazaruddin, sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap Sesmenpora terkait proyek wisma atlet Sea Games. Menurut Ketua DPP Demokrat Sutan Bhatoegana, pihaknya mempersilakan KPK untuk terus menindaklanjuti keputusan tersebut. Demokrat, kata dia, akan selalu memberikan dukungan, termasuk keterangan yang dibutuhkan oleh KPK.

"Sejak awal, Demokrat selalu menghargai proses hukum, silakan saja KPK bekerja. Umpamanya kita orang Demokrat diminta keterangannya siap. Misalnya, orang-orang yang bisa berhubungan dengan Nazaruddin, atau siapa orangnya yang menurut KPK dari Demokrat perlu dimintai keterangan, kami siap memberikan informasi," katanya kepada wartawan, Kamis (30/6/2011).

Sutan mengatakan, KPK dan publik tidak perlu meragukan komitmen Demokrat. Menurut anggota Komisi VII DPR ini, proses hukum harus terus didukung untuk berjalan. Menanggapi permintaan Ketua KPK Busyro Muqoddas agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turut campur tangan dengan mengusahakan hubungan government-to-government kepada negara di mana Nazaruddin sedang berada saat ini, ia enggan berkomentar.

Menurut dia, itu urusan Presiden sebagai kepala pemerintahan dan bukan urusan Presiden sebagai Ketua Dewan Pembina Demokrat.

"Itu urusan pemerintah, bukan Demokrat. Demokrat cukup di sini. Demokrat, kan, partai. Kalau pemerintahan, kan, presiden dengan menterinya. Pemerintahan ini juga, kan, diisi partai koalisi," tambahnya.

Siang tadi, di Yogyakarta, Ketua KPK Busyro Muqoddas mengatakan, KPK telah menetapkan Nazaruddin sebagai tersangka. Sementara itu, Wakil Ketua KPK M Jasin juga membenarkan bahwa KPK telah menetapkan mantan Bendahara Umum Demokrat itu sebagai tersangka dalam pengembangan kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan yang juga melibatkan Sesmenpora Wafid Muharram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

    Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

    Nasional
    PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

    PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

    Nasional
    Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

    Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

    Nasional
    Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

    Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

    Nasional
    Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

    Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

    Nasional
    PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

    PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

    Nasional
    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

    Nasional
    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Nasional
    Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Nasional
    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Nasional
    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    Nasional
    Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com