Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono: Ini Langkah Maju KPK

Kompas.com - 30/06/2011, 15:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung menyambut baik langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sudah menetapkan status tersangka bagi politisi Demokrat M Nazaruddin. Menurut Pramono, ini merupakan langkah maju yang dilakukan KPK.

"Sudah ditetapkan sebagai tersangka, bukan langkah mundur. Ini langkah maju. KPK punya kewenangan untuk melakukan apa saja. Ini ujian bagi KPK, saya termasuk yang menaruh harapan, KPK tentu ingin tunjukkan kepada publik sesuai dengan kewenangannya," katanya di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (30/6/2011).

Menurut politisi PDI-P ini, penetapan status tersangka ini memang menjadi kewenangan penuh KPK untuk memutuskannya. Oleh karena itu, ia meminta agar seluruh pihak mempercayakan penanganan hukum terhadap Nazaruddin kepada KPK dan tidak lagi membawanya melebar ke ranah politik.

"Karena ini sudah jadi persoalan hukum maka tidak masuk lagi ke wilayah politik dan diserahkan ke penegakan hukum. Karena itu KPK sebagai lembaga yang kita beri kewenangan penuh silakan menangani. Semua pihak diharapkan menahan diri dan tidak menjadikan polemik politik, tapi dituntaskan sungguh-sungguh kepada lembaga yang diberi kewenangan itu," tambahnya.

Mengenai status Nazaruddin sebagai anggota dewan ke depannya, Pramono mengatakan itu merupakan hal yang berbeda dari proses penegakan hukum. Menurutnya, UU tentang MPR, DPR, dan DPD RI mengatakan bahwa seorang anggota bisa dicabut haknya jika sudah ada keputusan hukum yang bersifat tetap.

Hari ini Ketua KPK Busyro Muqoddas menyampaikan Nazaruddin telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan. Kasus ini melibatkan tiga orang tersangka lainnya yakni Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, Direktur Pemasaran PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang, dan Manajer Pemasaran PT Duta Graha Indah, Mohamad El Idris.

Sejak kasus ini mencuat, Nazaruddin  belum sekali pun memenuhi panggilan pemeriksaan KPK. Sehari sebelum surat cekal dikeluarkan, ia pergi ke Singapura dengan alasan berobat dan belum kembali ke Indonesia hingga kini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com