Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harusnya, Marzuki Mencontoh Mahfud....

Kompas.com - 19/06/2011, 19:27 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Badan Anggaran DPR Wa Ode Nurhayati merasa mendapat perlawanan dari sejumlah pihak di DPR saat dia mengungkapkan indikasi praktek calo anggaran di DPR. Alih-alih diakomodir, kejujuran Wa Ode tersebut justru ditanggapi berbeda oleh Ketua DPR Marzuki Alie.

Belum lama ini Marzuki melaporkan Wa Ode ke Badan Kehormatan (BK) DPR atas pernyataannya di Metro TV. Wa Ode menyebutkan, bahwa praktik mafia anggaran disebabkan oleh kesalahan pimpinan DPR.

Menanggapi sikap Marzuki Alie, Koordinator Indonesia Budget Center Arif Nur Alam menilai, selaku pimpinan DPR Marzuki Alie seharusnya menjadikan kejujuran Wa Ode sebagai momentum melakukan pembenahan penganggaran di DPR. Marzuki sedianya membuat investigasi untuk menindaklanjuti indikasi praktek-praktik mafia anggaran di DPR yang dimunculkan Wa Ode tersebut.

"Buat investigasi untuk mengakomodir kejujuran Wa Ode yang mengungkap bahwa mafia anggaran masih terjadi di tubuh DPR," kata Nur Alif dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (19/6/2011).

Diskusi tersebut juga dihadiri Wa Ode Nurhayati, Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Danang Widoyoko, peneliti ICW Abdullah Dahlan, Koordinator LBH Jakarta Nurkholis, dan aktivis Gerakan Pemberdayaan Suara Perempuan, Ani Sucipto.

Marzuki, lanjut Nur Alif, seharusnya mencontoh inovasi pembenahan lembaga yang dilakukan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD. Saat terdapat tuduhan adanya praktik korupsi di tubuh MK, Mahfud membuat investigasi untuk membuktikan hal tersebut.

"Kita lihat upaya inovatif yang dilakukan Mahfud. Investigasi, apakah benar adanya mafia calon di tubuh MK. Segera membuat tim, bukan membungkam, intimidasi, meneror sosok Wa Ode," ujarnya.

Sementara itu, Abdullah Dahlan menambahkan, ironis jika Wa Ode yang berupaya mengoreksi proses penganggaran di DPR justru mendapat perlawanan dari lembaganya sendiri.

"Resistensi justru ditunjukkan anggota DPR sendiri, bukan hanya banggar, pimpinan DPR sampai melaporkan Wa Ode ke BK DPR," katanya.

Sikap Marzuki Alie yang reaktif terhadap pernyataan Wa Ode tersebut, lanjut Abdullah, justeru patut dipertanyakan.

"Kalau tidak benar, seharusnya mereka tidak reaktif dan responsif melakukan serangan balik," ucapnya.

Dia melanjutkan, persoalan dugaan praktik mafia anggaran di DPR bukan hanya muncul dari pernyataan Wa Ode. Belum lama ini, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin, juga mengemukakan adanya praktik calo anggaran di DPR. Hal itu diungkapkan Nazarruddin meskipun ia sendiri saat ini diduga terlibat.

"Kita dihebohkan dengan apa yang disampaikan Nazaruddin dari Singapura, terkait mafia anggaran, dana Sesmenpora sebenarnya diterima Wayan Koster, Wayan distribusikan ke anggota lainnya," ujar Abdullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com