Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazar Tak Hadir, Tarik Ulur Demokrat

Kompas.com - 10/06/2011, 10:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia Ray Rangkuti menilai, jika mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat M Nazaruddin tidak memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat (10/6/2011), hal tersebut merupakan upaya tarik ulur agar terjadi keseimbangan di Partai Demokrat. Menurut Ray, dalam kasus itu, Nazaruddin akan memaksimalkan ketidakhadirannya sampai ada pemanggilan paksa dari KPK. Pemanggilan KPK terhadap Nazaruddin dijadwalkan pukul 10.00 pagi ini, terkait dengan penyelidikan kasus pengadaan dan revitalisasi sarana dan prasarana di Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2007.

"Cara melihatnya sederhana. Kalau Nazaruddin sejak awal punya keinginan untuk menyelesaikan kasus ini, yang bersangkutan tidak perlu berlama-lama di Singapura. Dan seharusnya dia datang serta ketika dijemput oleh tim Demokrat," ujar Ray kepada Kompas.com, Jumat (10/6/2011).

Ray menambahkan, ketidakhadiran Nazaruddin akan memperburuk citra Demokrat. Ia juga mempertanyakan, apakah partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono tersebut mempunyai "senjata" yang tepat untuk menyangkal dari permasalahan tersebut. "Sebab, hal ini merupakan pilihan berani dari Nazaruddin dan tentu saja Demokrat. Asumsinya, Demokrat telah memperhitungkan ini matang-matang. Dan kenyataan bahwa bangsa ini pelupa, mudah terombang-ambing isu, dan pemaaf merupakan senjata Demokrat menghadapi berbagai cibiran pada masa depan," lanjutnya.

Selain Nazaruddin, KPK juga akan memeriksa istrinya, Neneng Sri Wahyuni, terkait dengan kasus pengadaan listrik tenaga surya di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Sebelumnya, Nazaruddin dikaitkan dengan kasus dugaan suap proyek pembangunan wisma atlet. Dalam kasus ini, ia akan diperiksa pada Senin pekan depan. Nazaruddin bertolak ke Singapura pada 23 Mei 2011, diduga ia masih berada di negara tersebut. Alasan yang diutarakannya adalah menjalani pengobatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    Nasional
    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Nasional
    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

    Nasional
    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Nasional
    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Nasional
    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Nasional
    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com