Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ical Tak Merasa sebagai Mr A

Kompas.com - 05/06/2011, 09:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mengaku tak ambil pusing dengan pernyataan politikus Demokrat, Ramadhan Pohan, tentang Mr A yang disebut-sebut berada di belakang persoalan yang menimpa Demokrat selama ini dan berniat menghancurkannya. Aburizal tak merasa sebutan Mr A memojokkan dirinya.

"Oh tidak, tidak (merasa terpojok). Kita juga tidak tahu siapa kan. Kemudian kalau kita lihat, banyak nama-nama A kan. Bahkan salah satu (huruf) nama SBY adalah A. Kita tidak akan menanggapi hal-hal seperti itu. Itu soal kecil," ungkapnya sebelum membuka Jambore Nasional Siaga Karya, Minggu (5/6/2011) di Bundaran HI.

Menurut Aburizal, langkah terbaik adalah menanyakan langsung siapa yang dimaksud Mr A kepada Ramadhan sebagai pihak yang menyebutkannya. Menurutnya, Ramadhan harus bertanggung jawab terhadap pernyataan yang disampaikannya sendiri.

"A itu kan banyak, ada Anas Urbaningrum, Ahmad Mubarok, ada Aburizal Bakrie, Akbar Tandjung, dan sebagainya. Itu banyak tokoh-tokoh yang berinisial A dan sebaiknya beliau sebutkan saja," lanjutnya.

Sekalipun pernyataan tersebut tak terbukti pun, Aburizal mengaku tak akan ambil pusing. Dia juga enggan mengomentari persoalan internal Demokrat belakangan ini. Aburizal mempersilakan Demokrat menyelesaikan masalahnya sendiri.

"Wah itu internal. Internal Demokrat, saya tak ikut campur. Tetap saya enggak akan ikut campur. Yang penting satu yang saya harapkan, Partai Golkar menang (pemilu)," katanya.

Sosok Mr A yang disebut-sebut ingin menghancurkan Partai Demokrat pertama kali diungkapkan anggota DPR asal Fraksi Demokrat, Ramadhan Pohan, Rabu (1/6/2011).

"Ada Mr A yang mau menghancurkan Partai Demokrat. Bukan menggoyang lho, tapi menghancurkan Partai Demokrat. Mr A itu seorang politisi. Dia itu orang lama, tetapi baru. Baru dalam pengertian enggak nyangka kita bahwa ternyata dia menyimpan kebencian, menyimpan hasrat ingin menghancurkan Partai Demokrat dan SBY sendiri. Itu yang membuat kami jadi kaget, enggak nyangka," kata Ramadhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Nasional
Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Nasional
Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Nasional
Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Nasional
KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

Nasional
Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Nasional
Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com