Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Densus 88 Diingatkan Patuh SOP

Kompas.com - 25/05/2011, 19:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kinerja Tim Datasemen Khusus 88 Polri merupakan salah satu faktor penting untuk memberantas berbagai aksi terorisme di Indonesia. Namun, dalam melakukan hal tersebut, Densus 88 harus sesuai dengan SOP yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan yang berakibat fatal. Demikian diungkapkan pengamat terorisme Andi Widjajanto seusai menghadiri seminar bertajuk "Terorisme Pasca-kematian Osama bin Laden" di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu (25/5/2011).

Andi menilai, Densus 88 kerap menyalahi SOP dalam melakukan tugas-tugasnya. Salah satunya, saat penggerebekan teroris di Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu, yang menewaskan satu warga sipil, Nur Iman.

"Secara teknis, dalam SOP kepolisian itu, nomor satu adalah tidak membahayakan anggota Densus 88. Kedua, adalah sterilisasi untuk mengamankan warga-warga di sekitar lokasi, dan ketiga baru memburu dan memberangus teroris. Jadi, jika mereka tidak sempat melakukan sterilisasi warga, sebaiknya operasi itu dibatalkan," ujar Andi.

Andi yang juga sebagai dosen Pascasarjana Kajian Terorisme Universitas Indonesia mengatakan, dalam kasus tersebut, dirinya tidak tahu pertimbangan pihak Densus 88 sebelum melakukan penggerebekan. Menurut dia, Densus seharusnya melakukan pemetaan situasi dan kondisi di lapangan terlebih dahulu sebelum melakukan operasi penggerebekan teroris di daerah mana pun.

"Saya sendiri tidak tahu mengapa mereka melakukan penggerebekan itu tanpa ada pertimbangan sebelumnya. Dan tidak tahu mengapa mereka bisa melakukan operasi tersebut tanpa melakukan sterilisasi terlebih dahulu," ujarnya.

Namun, menurut Andi, jika terbukti dalam kasus tersebut telah terjadi kesalahan prosedur, kepolisian harus memberikan sanksi internal bagi anggotanya. "Secara internal pasti dilakukan sanksi. Kalau pekerjaan mereka tidak sesuai SOP, mungkin saja akan ada anggota yang dimutasikan atau dipindahkan tanpa harus memberitahukan kepada publik," tukasnya.

Nur Iman, seorang pedagang angkringan, tewas ketika Tim Densus 88 Antiteror Polri melakukan baku tembak dengan dua terduga teroris, Sigit Qurdowi dan Hendrodi, di Jalan Pelajar Pejuang, Cemani, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (14/5/2011) pukul 01.15 WIB. Kepala Pusdokkes Polri Komisaris Besar Anton Castilani mengatakan, berdasarkan penuturan Kapolda Jawa Tengah Edward Aritonang, setelah sempat berkejar-kejaran dengan Tim Densus 88 Antiteror, Sigit dan Hendro melepaskan tembakan. Dari tembakan tersebut ada yang mengenai Nur Iman yang berada di tempat kejadian.

"Yang bersangkutan (Nur Iman) akhirnya terkena tembakan saat kejadian itu," kata Anton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com