Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhirnya, Presiden Beberkan Operasi Rahasia "Sinar Kudus"

Kompas.com - 22/05/2011, 20:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku terpaksa harus bungkam selama dua bulan untuk mendukung keberhasilan operasi pembebasan kapal MV Sinar Kudus yang disandera oleh perompak Somalia selama hampir 46 hari.

Berbicara saat menerima Satuan Tugas Merah Putih dan Duta Samudra I/2011, Presiden mengatakan, meski banyak komentar, kritik, dan ulasan, dirinya memilih diam.

"Sekali lagi, operasi khusus seperti itu memerlukan kerahasiaan, memerlukan keamanan, pelaksanaannya memerlukan kecepatan, dan juga pendadakan. Oleh karena itu, kalau kita obral apa yang akan atau sedang kita lakukan, sama saja kita memberi tahu musuh, lawan, untuk setiap saat bisa menggagalkan operasi kita dan bisa menghancurkan satuan kita sendiri," katanya.

Pada kesempatan itu, Presiden menuturkan secara terbuka seluruh proses pembahasan yang dilakukan oleh Pemerintah dalam upaya untuk membebaskan kapal Sinar Kudus berikut 20 ABK dengan selamat.

"Saya persilakan perwira jajaran TNI, terutama pengemban tugas menjelaskan dan menceritakan kebenaran karena kebenaran itu abadi setelah diceritakan, serahkan kepada Tuhan, dan sesungguhnya dengan menceritakan semuanya, kalian telah melaksanakan tugas pokok yang diberikan," katanya. 

Misi rahasia

Sejak hari pertama Sinar Kudus dibajak, Yudhoyono mengaku, para menterinya telah lapor kepadanya. Presiden lantas langsung menggelar lima rapat terbatas berturut-turut untuk menyiapkan pemberangkatan Satuan Tugas untuk pembebasan dari perompak Somalia.

Bahkan, Satuan Tugas pun dibekali dengan persenjataan lengkap untuk melangsungkan operasi militer. Hanya saja, takdir menggariskan lain. Pemilik kapal memilih membayar tebusan.

"Kenapa kita kirimkan kekuatan lebih dari satu batalyon, karena kita sudah siapkan segalanya. Operasi dirancang untuk melakukan sesuatu yang lebih dari yang ditakdirkan Tuhan," tuturnya.

Presiden menegaskan, semua langkah-langkah cepat yang disiapkan Pemerintah tentu saja tidak diketahui publik, termasuk dalam waktu yang singkat memproyeksikan kekuatan yang ada.

"Dilihat dari jarak yang begitu jauh, dengan jumlah kekuatan yang dikerahkan, jelas ini bukan operasi biasa. Dan, di dunia mana pun tidak ada operasi militer yang dibocorkan ke publik karena itu sama saja dengan setor nyawa," ujar Yudhoyono.

Kapal MV Sinar Kudus dibajak perompak Somalia pada 16 Maret 2011 dan membawa 20 ABK. Ketika dibajak, MV Sinar Kudus berada di perairan Somalia, tepatnya di sekitar 350 mil laut tenggara Oman. Kapal dikuasai oleh perompak selama 46 hari sampai akhirnya dibebaskan pada 1 Mei 2011 dengan uang tebusan senilai lebih dari Rp 40 miliar.

Pasukan TNI dengan operasi militer bersandikan "Merah Putih" yang dipimpin oleh Kolonel Laut (P) M Taufiqurochman melakukan misi rahasia untuk membebaskan kapal. Satgas melibatkan dua kapal fregat, yakni KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Yos Sudarso-353, satu kapal LPD KRI Banjarmasin-592 dan satu helikopter, serta sea riders dan LCVP. Sementara personel yang dikerahkan terdiri atas pasukan khusus dari Kopassus, Korps Marinir, dan Kopaska. Pasukan TNI berhasil menewaskan empat perompak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Diminta Segera Tentukan Sikap terhadap Pemerintahan Prabowo Lewat Mukernas

PPP Diminta Segera Tentukan Sikap terhadap Pemerintahan Prabowo Lewat Mukernas

Nasional
PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

Nasional
Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Nasional
“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

Nasional
Perang Terhadap Judi 'Online', Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Perang Terhadap Judi "Online", Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Nasional
Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Nasional
Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Nasional
Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Nasional
KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com