Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Angie dan Nazar, Rapat Tegang

Kompas.com - 19/05/2011, 22:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat Nurdiman Munir mengakui bahwa rapat pleno yang salah satunya membahas rencana pemanggilan Angelina Sondakh dan Muhammad Nazaruddin berjalan ruwet dan tegang.

Ia tidak menjelaskan apa dan siapa yang menyebabkan ketegangan dan berbelit-belitnya pembahasan tersebut. Namun, yang terpenting, rapat sudah mengeluarkan keputusan yang dianggapnya sudah disepakati bersama anggota Badan Kehormatan.

"Terus terang, rapat tadi berjalan tegang. Teman yang lain tidak banyak yang tidak hadir semua. Saya dikasih bola panas untuk membahas ini. Tapi, apa boleh buat, kita harus jalankan amanah rakyat bahwa BK harus ambil keputusan," ujar Nurdiman Munir seusai mengikuti Rapat Pleno BK di Gedung Nusantara II DPR, Kamis (19/5/2011).

Menurut dia, anggota BK dari partai-partai sudah menunjukkan kerja sama yang baik untuk tetap menghadiri rapat pleno tersebut. Meskipun dalam perjalanannya, dibutuhkan waktu yang panjang dan tegang.

"Dari PDI-P sudah ada yang mewakili untuk hadir dalam rapat, itu sudah menunjukkan lambang bersatunya BK. Kalau terkait isi selama pembicaraan rapat, tidak bisa saya sampaikan karena bersifat tertutup, termasuk pendapat dari Demokrat. Tapi, dalam rapat ini, kita juga sama-sama ruwet. Bayangkan, kita rapat biasanya setengah jam, satu jam. Kalau yang ini saya rasa, kalau kita main sikat-sikat saja, bisa sampai malam ambil keputusannya," ujarnya tersenyum.

Nurdiman menekankan, yang terpenting, keputusan rapat menghasilkan agar pemanggilan dilakukan setelah memberitahukan kepada lima unsur pimpinan DPR. Pimpinan DPR yang akan memutuskan, apakah perlu dipanggil Angelina dan Nazaruddin.

"Bahwa itu ada keharusan memanggil, itu betul. Tapi tentu harus sampaikan dulu kepada pimpinan DPR karena yang akan dipanggil adalah anggota DPR," katanya.

Menanggapi rencana pemanggilan itu, anggota DPR dari Fraksi PDI-P, Pramono Anung, menyatakan agar dalam tubuh BK sendiri perlu membenahi diri sehingga antar-anggota BK tidak memiliki pendapat yang berbeda-beda.

"Ketika DPR mendapat sorotan luar biasa, mestinya kinerja BK yang mempunyai gigi, untuk menertibkan anggotanya yang tidak tertib. Tapi di sana ada tarik-menarik, maka saya mendorong persoalan dalam BK diselesaikan dulu, baru melakukan rencana-rencananya," tukas Pramono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

    Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

    Nasional
    KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

    KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

    Nasional
    Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

    Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

    Nasional
    Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

    Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

    Nasional
    Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

    Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

    Nasional
    Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

    Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

    Nasional
    Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

    Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

    Nasional
    PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

    PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

    Nasional
    Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

    Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

    Nasional
    Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

    Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

    Nasional
    Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

    Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

    Nasional
    Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

    Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

    Nasional
    Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

    Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

    Nasional
    Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

    Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

    Nasional
    Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

    Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com