Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Abaikan Industri Strategis

Kompas.com - 18/05/2011, 17:08 WIB

KOMPAS.com — Kecelakaan pesawat Merpati MA-60 di Kaimana, Papua Barat, tak cuma menimbulkan korban jiwa. Setelah terjadinya kecelakaan ini, rentetan pertanyaan atas alasan pembelian pesawat ini dan proses pengadaannya muncul.

Hari Laksono, mantan Direktur Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) masa pemerintahan BJ Habibie atau sebelum berubah menjadi PT Dirgantara Indonesia, mengatakan, kualitas Xian MA-60 yang diproduksi China masih di bawah CN 235 yang diproduksi IPTN. Menurut Hari, MA-60 merupakan pengembangan dari pesawat Antonov 24 dan 26 yang dikembangkan Rusia.

Selama ini dikenal bahwa pesawat yang dikembangkan Rusia lebih rentan daripada buatan Barat. "Kalau misalnya dibandingkan dengan Boeing 737, maka Boeing kecelakaan satu kali, pesawat Rusia sudah delapan kali. Kalau dibandingkan Airbus, maka Airbus satu kali, pesawat Rusia sudah 15 kali," kata Hari dalam diskusi "Kasus Merpati MA-60, Nasionalisme dan Industri Penerbangan" yang diadakan hari ini di Rumah Perubahan 2.0, Jakarta Pusat.

Pesawat CN 235, menurut Hari, lebih baik daripada MA-60. "CN 235 itu sudah dapat sertifikat dari FAA, MA-60 ini kan belum," urai Hari. Dengan fakta itu, CN 235 mempunyai kelayakan lebih tinggi dibanding MA-60.

Terkait dengan dana 220 juta dollar AS yang dipinjam untuk membeli MA-60, Hari mengatakan, "Kalau itu dipakai untuk membeli CN 235, maka bisa dapat 20, sekaligus spare part, plus service full, dan bisa bayar di belakang."

Hari mengaku bingung dengan alasan Merpati membeli MA-60. "Katanya biar kapasitasnya bisa 50 orang. Tapi yang jatuh di Kaimana itu kan kapasitasnya cuma 25 atau 27 orang. Bagaimana itu?" kata Hari.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Akbar Faisal, anggota DPR dari Partai Hanura, mengatakan, "Pembelian pesawat ini bukti bahwa pemerintah selama ini tidak berpihak dengan industri dalam negeri."

Menurutnya, pemerintah selama ini hanya berpihak pada industri yang menghidupi banyak rakyat kecil seperti olahan kayu dan rotan. "Tapi, bagaimana dengan industri strategis seperti pesawat terbang?" tanyanya.

Ia membenarkan bahwa industri yang menghidupi rakyat kecil memang harus didukung, tetapi hal yang sama juga harus dilakukan pada industri strategis. "Kalau mau berpihak pada industri dalam negeri, harus serius dong. Jangan cuma pada industri singkong," cetusnya.

Hari menimpali, China sendiri yang memproduksi MA-60 menaruh perhatian besar pada industri strategis. "Pesawat menjadi satu dari 16 industri strategis yang didukung, selain drugs dan telekomunikasi," paparnya. Menurutnya, hal yang sama semestinya juga bisa dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 20 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 20 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Akibat Kurang Caleg Perempuan, KPU Gelar Pileg Ulang Gorontalo VI 13 Juli 2024

Akibat Kurang Caleg Perempuan, KPU Gelar Pileg Ulang Gorontalo VI 13 Juli 2024

Nasional
PPP Diminta Segera Tentukan Sikap terhadap Pemerintahan Prabowo Lewat Mukernas

PPP Diminta Segera Tentukan Sikap terhadap Pemerintahan Prabowo Lewat Mukernas

Nasional
PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

Nasional
Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Nasional
“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

Nasional
Perang Terhadap Judi 'Online', Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Perang Terhadap Judi "Online", Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Nasional
Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Nasional
Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Nasional
Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Nasional
KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com