10 Napi Buddha di Bali Terima Remisi

DENPASAR,  KOMPAS.com — Perayaan hari raya Waisak merupakan berkah tersendiri bagi 10 narapidana beragama Buddha penghuni lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan di Bali. Delapan narapidana di Lapas Kerobokan, seorang narapidana Rutan Singaraja, dan seorang lagi napi anak yang menghuni Lapas Khusus Anak Karangasem mendapat remisi atau pemotongan masa tahanan pada hari Waisak, Selasa (17/5/2011).

Hadiah remisi ini tentu tidak cuma-cuma. Syaratnya, napi harus memiliki track record baik selama menjalani masa hukuman. "Dasar pertimbangannya, mereka yang menerima remisi adalah mereka yang berkelakuan baik dan taat menjalani kegiatan keagamaan selama di lapas," ujar Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali Kristiadi saat dikonfirmasi, Selasa.

Syarat berkelakuan baik ternyata bukan formalitas semata. Buktinya ada sembilan narapidana beragama Buddha di Lapas Kerobokan harus gigit jari karena gagal menerima remisi pada hari Waisak ini sebagai buntut kelakuan mereka yang dinilai tidak baik.

"Terdapat 17 napi dan tahanan beragama Buddha, hanya yang berkelakuan baik yang mendapat remisi," ungkap Kepala Lapas Kerobokan Siswanto di kantornya.

Napi yang beruntung menerima remisi mendapat pengurangan masa hukuman bervariasi mulai 15 hari sampai 1 bulan. Namun, pada tahun ini tidak ada napi yang mendapat remisi bebas langsung.