Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Terlambat Amankan Rosa

Kompas.com - 11/05/2011, 19:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kamaruddin Simanjuntak, mantan kuasa hukum tersangka dugaan suap pembangunan wisma atlet Mindo Rosalina Manulang, mengatakan bahwa Rosa telah jatuh di tempat yang salah. Rosa telah dibungkam sehingga mengubah pernyataan-pernyataannya.

"Dia sudah berada di tempat orang yang salah, untuk dia dibungkamkan," katanya ketika dihubungi, Rabu (10/5/2011). Pernyataan Kamaruddin tersebut menanggapi ucapan Rosa hari ini yang menuding Kamaruddin merekayasa keterangannya demi menjatuhkan Partai Demokrat.

Seperti diketahui, Kamaruddin sebelumnya mengungkapkan bahwa menurut penuturan Rosa, wanita itu hanya diperintah atasannya, yakni Bendahara Umum Partai Demokrat Nazaruddin, untuk mengantarkan pengusaha PT Duta Graha Indah, Mohamad El Idris, bertemu dengan Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam.

Namun, Rosa membantah jika Nazaruddin disebut sebagai atasannya. Hari ini Rosa juga mengaku tidak lagi bekerja di PT Anak Negeri yang disinyalir merupakan perusahaan milik Nazaruddin.

Terkait keterangan Rosa yang berubah-rubah, Kamaruddin menilai bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi terlambat melindungi Rosa sehingga wanita itu telanjur dibungkam.

"Ini adalah keterlambatan KPK. Seharusnya dia segera diamankan ke LPSK," ungkapnya.

Kamaruddin juga bersikukuh bahwa apa yang ia ungkapkan terkait Rosa adalah suatu hal yang benar. Seperti diketahui, Rosa memutuskan mengganti kuasa hukumnya dari Kamaruddin menjadi Djufri Taufik setelah Kamaruddin membeberkan keterangan tentang Nazaruddin sebagai atasan Rosa.

"Kalau saya pengacaranya, banyak orang yang kepanasan," katanya.

Dugaan suap pembangunan wisma atlet ini berawal dari tertangkapnya Rosa, Wafid, dan pengusaha PT Duta Graha Indah, Mohammad El Idris. Rosa diduga berperan sebagai mediator pemberian cek senilai Rp 3,2 miliar dari El Idris kepada Wafid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Nasional
    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Nasional
    Ganjar Bubarkan TPN

    Ganjar Bubarkan TPN

    Nasional
    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    Nasional
    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    Nasional
    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Nasional
    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Nasional
    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com