Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PU: Biaya Gedung Baru Turun Signifikan

Kompas.com - 08/05/2011, 08:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU) sudah melakukan finalisasi kajian terhadap rencana pembangunan gedung baru DPR sesuai dengan target penyelesaian awal Mei. Dirjen Cipta Karya Kementerian PU Budi Yuwono mengatakan,  kementerian memang melihat peluang untuk dilakukan efisiensi ruangan yang bisa berujung pada pengurangan jumlah anggaran yang sudah ada sebelumnya, yaitu Rp 1,138 triliun.

Budi mengatakan, kementerian memberikan saran agar Setjen DPR melakukan efisiensi desain dan biaya gedung baru dengan memanfaatkan ruang-ruang yang ada, termasuk ruangan para anggota di Gedung Nusantara I DPR RI yang akan ditinggalkan jika para anggota dewan pindah ke gedung baru.

"Kalau itu diterima, tentunya buntutnya akan ada pengurangan luas di gedung baru. Tentunya kalau perubahan signifikan, berpengaruh pada desain yang ada. Desain yang ada diserahkan kepada arsitek sesuai dengan kesepakatan Setjen DPR. Kalau ada pengurangan luas, otomatis ada pengurangan biaya," ungkapnya kepada Kompas.com, Minggu (8/5/2011).

Namun, Budi masih enggan mengungkapkan besaran efisiensi yang diperoleh dari hitung-hitungan kementerian selama sebulan ini. Menurutnya, Menteri PU Djoko Kirmanto akan segera menemui Ketua DPR RI Marzuki Alie untuk menyampaikan hasil kajian kementerian, termasuk soal besaran efisiensi yang dimaksud. Apakah sampai 50 persen?

"Saya rasa saya tak etis ya. Tapi signifikanlah," tambahnya sambil tertawa.

Kementerian PU, lanjut Budi, melihat peluang efisiensi melalui kemungkinan pemanfaatan ruang-ruang di Gedung Nusantara I DPR RI. Menurutnya, ruangan-ruangan penunjang, seperti ruang parkir, ruang rapat, ruang fraksi, lobi, dan ruang sirkulasi untuk gedung baru, bisa ditempatkan di gedung lama. Ia menambahkan tidak ada masalah jika DPR mau mengubah desain gedung baru yang sebelumnya dirilis dalam bentuk 'U' terbalik. Namun, kesepakatan diserahkan kepada DPR dan Setjen DPR bersama dengan arsitek yang akan menanganinya nanti.

Seperti diketahui, setelah rapat pimpinan DPR dan pimpinan fraksi memutuskan melanjutkan pembangunan gedung baru pada awal April lalu, polemik tentang gedung wakil rakyat ini terus berlanjut. Sejumlah gugatan dilayangkan ke pengadilan. DPR akhirnya menyatakan akan melakukan evaluasi dan penghitungan ulang dengan bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

    Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

    Nasional
    KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

    KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

    Nasional
    4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

    4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

    Nasional
    Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

    Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

    Nasional
    KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

    KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

    Nasional
    Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

    Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

    Nasional
    Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

    Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

    Nasional
    Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

    Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

    Nasional
    Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

    Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

    Nasional
    Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

    Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

    Nasional
    Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

    Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

    Nasional
    Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

    Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

    Nasional
    Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

    Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

    Nasional
    Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

    Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

    Nasional
    Nasib Pilkada

    Nasib Pilkada

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com