Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Jamin Kunker ke Perancis Efektif

Kompas.com - 27/04/2011, 11:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi I DPR RI TB Hasanuddin mengatakan, kunjungan kerja rombongan anggota komisi yang dipimpinnya ke Perancis dan Italia akan berguna. Hasil kunjungan akan digunakan sebagai bahan rekomendasi untuk memantapkan penyusunan RUU Intelijen yang kini tengah dibahas di Dewan.

"Saya jamin ada gunanya, kebetulan saya yang memimpin, percayalah. Ke Perancis dan Italia saya sudah pernah tinggal di sana selama bertahun-tahun. Saya juga yakin teman-teman yang lain efektif dan efisien," kata Hasanuddin, Selasa (26/4/2011).

Politisi PDI Perjuangan ini menjelaskan, kunjungan ke dua negara Eropa Barat itu memberikan masukan baru terhadap kebingungan tentang persoalan kewenangan intelijen yang menjadi perdebatan belakangan ini, seperti soal kewenangan intelijen untuk menangkap serta soal penyadapan.

"Intelijen di sana punya kewenangan menangkap, tetapi diserahkan kepada polisi. Kecuali urgent sekali, misalnya dia sedang mengamati teroris, lalu bawa bom, ya langsung ditangkap. Tapi proses selanjutnya ke polisi. Kalau itu, kita kan sudah punya UU Antiteror. Kalau masalah penyadapan, dimana-mana ternyata ya harus melalui sebuah pengadilan," katanya.

Ia menjanjikan akan merangkum semua masukan dan perspektif baru yang diperoleh dari hasil kunjungan kerja ke Perancis dan Italia.

Bawa Istri

Dalam kunjungan kerja ke dua negara ini, Hasanuddin tak menampik ada anggota dewan membawa serta istrinya. Namun, para istri ini menyusul dan tidak berangkat bersama delegasi komisi. Ia menegaskan, dirinya memang membatasi ruang gerak anggota untuk beraktivitas di luar agenda komisi yang sudah dijadwalkan. Mereka diperbolehkan memperpanjang waktu di negara tersebut asalkan tugas-tugas sudah selesai dan dengan biaya sendiri.

"Ada yang bawa istri tapi itupun menyusul, biaya sendiri. Kalau yang suaminya beserta saya. Pas pergi, naik ke pesawat 13 orang," tambahnya.

Rombongan 13 orang anggota komisi pertahanan, TNI, luar negeri dan informasi ini berangkat pada 14 April. Menurut Hasanuddin, mereka tiba di Perancis pada tanggal 15 April dan berangkat ke Italia pada tanggal 17 siang hari, setelah bertemu dengan perwakilan masyarakat Indonesia di Perancis. Sore harinya, mereka bertemu dengan perwakilan masyarakat Indonesia di Italia dan melakukan agenda kunjungan kerja hingga tanggal 19 April. Pada 20 April, anggota kembali ke Tanah Air dan tiba pada tanggal 21 April. Hasil dari kunjungan kerja, lanjutnya, akan dibuat menjadi struktur, pola pikir dan naskah akademisnya untuk RUU Intelijen. Setelah itu, akan dirapatkan di komisi dan pemerintah. Hasanuddin berjanji bahwa publik akan memiliki akses yang luas terhadap proses perumusan RUU ini.

Seperti dirilis Forum Indonesia untuk Transparan Anggaran (FITRA), pada masa reses ini, Komisi I melakukan kunjungan ke lima negara, dengan rincian: Amerika Serikat dengan anggaran Rp1,4 miliar; Rusia Rp 1,2 miliar; Turki Rp 879 juta; Perancis (12-20 Apri) Rp 944 juta, dan Spanyol Rp1,2 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com