Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Siaga I untuk Apa?

Kompas.com - 26/04/2011, 12:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Imparsial mempertanyakan kebijakan pemerintah dalam menetapkan status siaga satu mulai Kamis malam lalu. Menurut Imparsial, penetapan status tersebut memang merupakan kewenangan pemerintah namun seharusnya disertai penjelasan yang komprehensif.

"Seharusnya didasari atas alasan yang kuat, terukur, dan dijelaskan secara lebih rinci tentang maksud kebijakan itu serta hanya bersifat sementara," kata Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti di kantornya, Selasa (26/4/2011).

Oleh karena itu, menurutnya, penetapan status siaga satu sesungguhnya tak bisa menjadi kebijakan yang utuh dan berjangka panjang di dalam menanggulangi ancaman terorisme di Indonesia. Poengky mengatakan, status siaga satu hingga kini tak jelas tujuan dan cakupan waktunya.

"Ini kan enggak jelas siaga satu untuk apa. Masyarakat awam, kan, tahunya siaga satu itu sebagai alert, Indonesia dalam keadaan darurat. Ini yang harus di-clear-kan oleh pemerintah, penjelasan jangan mengambang karena bisa kontraproduktif terhadap tugas pemerintah," tambahnya.

Poengky mengatakan penjelasan yang tak eksplisit mengenai kebijakan ini dapat menciptakan ketakutan dan berimbas pada peluang ekonomi investasi dan masuknya wisatawan. Menurutnya, Indonesia baru saja meminta sejumlah negara mencabut travel warning ke Indonesia, tapi ironisnya, pemerintah malah menetapkan status siaga satu di dalam negeri.

Sejak Kamis malam, pemerintah menetapkan status siaga satu di tempat ibadah dan tempat keramaian menyambut perayaan Hari Raya Paskah. Menko Polhukam Djoko Suyanto yang menyampaikan pengumuman mengatakan status ini biasa dilakukan menjelang peringatan hari raya keagamaan besar di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com