Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Punya Waktu Dua Hari Lagi

Kompas.com - 25/04/2011, 15:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian sampai hari ini, Senin (25/04/2011), sudah menjalani lima hari pemeriksaan terhadap 20 tersangka yang diduga terkait dalam aksi teror bom buku dan rencana aksi bom di Gereja Christ Cathedral, Serpong. Mereka ditangkap pada 21 dan 22 April 2011 

lalu. 20 tersangka tersebut yaitu P, J, S, F, IF, P, A, A, E, R, F, D, Y, M, A, D, M, R, A, dan J. Menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar, pihaknya memiliki waktu dua hari lagi untuk mengungkap motif dan sepak terjang para tersangka terkait aksi mereka tersebut. Apalagi mereka merupakan jaringan baru yang merakit bom sendiri dan dengan biaya sendiri. 

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Terorisme penyidik Polri memiliki batas waktu 7x24 jam untuk melanjutkan ke 20 tersangka tersebut jika terbukti bersalah. "Hari ini baru sampai hari ke lima. Jadi kita masih ada waktu dua hari lagi untuk menggali keterlibatan 20 tersangka yang sudah ditangkap pada hari Kamis yang lalu," ujar Komisaris Besar Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Senin. 

Sementara ini Polri menduga terkait bom buku, para tersangka memang sudah menyiapkan calon-calon sasaran yang akan diberikan teror bom. Calon korban tersebut kemungkinan dianggap mengganggu perjuangan para pelaku yang memiliki ideologi khusus. 

Sedangkan untuk juru kamera Global TV, IF, masih ditelusuri apakah keterlibatannya dalam aksi teror tersebut murni dengan tawaran untuk meliput atau untuk melaksanakan jihad. "Terkait rencana penyerangan ke rumah ibadah, mungkin saja terdapat kemiripan dengan peristiwa penyerangan rumah ibadah sebelum-sebelumnya. Tapi, ini masih kita gali dalam proses pemeriksaan ke depan," imbuh Boy. 

Seperti jaringan baru ini dikomandani P dan J. Namun, peran P lebih dominan. Ia yang merancang dan mempersiapkan bom rakitan. Mereka ditangkap di tujuh tempat yakni Rawamangun, Kramat Jati, dan Pondok Kopi-Jakarta Timur, Aceh, Gunung Sindur-Bogor, Bekasi, serta Tangerang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

    KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

    Nasional
    Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

    Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

    Nasional
    KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

    KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

    Nasional
    Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

    Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

    Nasional
    KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

    KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

    Nasional
    KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

    KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

    Nasional
    Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

    Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

    Nasional
    Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

    Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

    Nasional
    TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

    TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

    Nasional
    Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

    Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
     Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

    Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

    Nasional
    Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

    Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

    Nasional
    RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

    RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

    Nasional
     Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

    Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

    Nasional
    Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

    Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com