Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2014, Saatnya untuk Kalangan Muda?

Kompas.com - 24/04/2011, 16:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemilihan umum presiden memang masih dua tahun lagi dilaksanakan. Namun, dalam waktu dua tahun ini setiap partai politik diyakini sudah menyiapkan manuvernya untuk mempersiapkan calon pemimpin menggantikan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Peneliti Institute for Strategic and Public Policy Research (Inspire), Marbawi A Katon, mengungkapkan, pada 2014 para pemimpin dari kalangan muda akan mendapatkan dukungan.

"Anak muda yang lahir pada tahun 60-an. Gilirannya anak muda itu mutlak karena sejarahnya begitu. Setelah Soekarno, Soeharto, Gus Dur, dan SBY, pasti akan muncul lagi generasi di bawahnya. Proses regenerasi itu mutlak terjadi," ucap Marbawi, Minggu (24/4/2011) di Restoran Pulau Dua, Jakarta.

Dari hasil survei yang dilakukan Inspire, sebanyak 60,6 persen publik menginginkan presiden dari kaum muda. Sementara 32,6 persen menyatakan tidak setuju. Beberapa nama dari kaum muda, seperti Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, termasuk yang mendapatkam dukungan publik.

"Dari latar belakang presiden pilihan mulai bergeser bahwa kaum intelektual sangat diinginkan masyarakat," ucap Marbawi.

Sebanyak 72 persen publik mendukung kaum intelektual menjadi presiden. Di bawah kaum intelektual, ada pejabat tinggi (60, 9 persen), tentara/polisi (60,3 persen), partai (59,9 persen), pemimpin agama (57,9 persen), pengusaha (55,1 persen), DPR (43,9 persen), dan selebriti (10,1 persen). Sementara untuk duet pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, pasangan berlatar tentara/polisi dan kaum inteletual masih berada di posisi teratas.

"Masyarakat masih ingin pasangan capres dan cawapres yang mewakili sifat militer tegas atau intelektual yang bisa membuat program secara sistematis," ujar peneliti CSIS, Nico Harjanto.

Menurut dia, apabila pemimpin memiliki gabungan ketegasan dan kemampuan perencanaan yang baik, dipastikan akan menjadi pasangan ideal.

"Kalau ada gabungan order dan planning, akan sangat baik. Kalau yang sekarang ini sifatnya dissonance, antara di sana-sininya enggak nyambung. Hal ini yang buat masyarakat muak karena banyak program tak dijalankan," kata Nico. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com