JAKARTA, KOMPAS.com - DPR meminta aparat kepolisian untuk bertindak preventif terhadap aksi terorisme melalui paket bom ataupun aksi bom bunuh diri. Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung mengatakan, polisi tak boleh kecolongan lagi.
"Harusnya polisi pro-aktif melakukan tindakan pencegahan terhadap yang bersangkutan. Dan saya melihat dari gambar-gambar yang ada, bukan hanya Syarif. Ada beberapa orang yang memiliki pemikiran seperti itu dan ini membahayakan bagi kehidupan kita sehingga harus ada tindakan preventif," ujarnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (18/4/2011).
Syarif adalah pelaku bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikro di lingkungan Markas Kepolisian Resor Kota Cirebon, Jawa Barat. Sebanyak 31 jamaah yang sebagian besar adalah anggota Polresta Cirebon terluka. Syarif sendiri tewas di tempat dengan perut hancur.
Menurut Pramono, aksi bom bunuh diri menunjukkan radikalisasi sikap seseorang. Ia yakin, sikap semacam ini dimiliki banyak orang di negeri ini. Ia berharap, polisi melakukan pengawasan terhadap orang atau kelompok yang beraliran radikal dan berpotensi mengambil sikap seperti Syarif. Oleh karena itu, politisi PDI-P ini mengatakan, peran intelijen harus diperkuat, tapi tidak untuk sewenang-wenang.
"Tindakan seperti radikalisme itu tidak boleh. Kami mengutuk tindakan itu. Pemerintah yakni polisi harus bertindak tegas, tak boleh ada keragu-raguan. Ini mencoreng, memukul lembaga Polri yang selama ini dalam persoalan terorisme, yakni Densus 88 dianggap berhasil," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.