JAKARTA, KOMPAS.com — Maarif Institute mengecam aksi bom bunuh diri yang berlangsung di Masjid At-Taqwa, kompleks Kepolisian Resor Cirebon, Jawa Barat, Jumat (15/4/2011).
Direktur Eksekutif Maarif Institute Fajar Riza Ul Haq menyampaikan, aksi yang mengakibatkan puluhan orang terluka itu merupakan tindakan keji yang melukai hati umat. Apalagi bom diledakkan di suatu rumah ibadah saat umat Islam tengah melaksanakan ibadah shalat Jumat.
"Belum tuntas kasus bom buku, kita sudah ditampar kembali oleh aksi bom bunuh diri di Mapolres Cirebon. Ada yang tidak beres dalam sistem pengamanan dan pencegahan teror, padahal kejadian ini sudah sering terulang," kata Fajar dalam siaran pers yang dikirim melalui surat elektronik.
Ia juga mengungkapkan, bom bunuh diri yang terjadi di Cirebon itu ganjil. Sebab, kota Cirebon, katanya, tidak masuk dalam wilayah berkembangnya radikalisme Jawa Barat. "Ganjil dilihat dari sosiologis masyarakatnya. Apa pun itu, kepolisian harus segera mengungkap," ujarnya.
Fajar melanjutkan, jika kasus bom bunuh diri tersebut tidak diselesaikan secara tuntas, terbuka kemungkinan aksi serupa akan terulang. "Pemerintah harus belajar," ucapnya.
Buya Syafii Maarif seperti yang tertulis dalam siaran pers menyampaikan bahwa ketidaktegasan pemerintah turut andil dalam menyuburkan aksi teror. "Saya tidak habis pikir, hanya orang yang sudah kehilangan akal sehat yang tega bertindak keji begitu," ujar mantan Ketua PP Muhamadiyah itu.
Seperti diketahui, siang tadi bom meledak di Masjid At-Taqwa saat shalat Jumat berlangsung. Pelaku bom bunuh diri tewas seketika. Aksi tersebut menyebabkan puluhan orang yang menjalankan ibadah shalat Jumat terluka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.