Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesat, Pertumbuhan Hotel di Labuan Bajo

Kompas.com - 09/04/2011, 16:46 WIB

LABUAN BAJO, KOMPAS — Sejumlah pengusaha hotel, terutama di wilayah kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, kini resah karena pertumbuhan hotel di wilayah tersebut terlalu pesat. Jika tidak dikendalikan, pertumbuhan hotel itu akan mencapai titik jenuh. Hotel yang sudah lama berdiri pun dapat terancam bangkrut.

Pesatnya pertumbuhan hotel itu ditunjang dengan kemudahan izin pendirian hotel baru yang diberikan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat kepada investor. Apalagi pemerintah daerah ini di bawah kepemimpinan Bupati Agustinus CH Dulla memang memprioritaskan pembangunan di sektor pariwisata.

Sebagai gambaran, dalam tiga tahun lalu jumlah hotel dan losmen di Manggarai Barat yang sebelumnya hanya berkiar 20 hotel, kini telah menjadi 37 hotel, termasuk 2 hotel bintang 4, yakni Hotel Bintang Flores dan The Jayakarta Suites di kawasan Jalan Pantai Pede. Bahkan, hampir rampung pembangunan satu hotel bintang 4, yaitu Hotel Prima, termasuk resor mewah milik konglomerat Sofyan Wanandi.

Kepala Personalia Hotel Bintang Flores Ambrosius Ambo, Jumat (8/4/2011), mengatakan, persaingan ketat membuat okupansi di hotelnya tak pernah lebih dari 30 persen. Hotel pun bisa merugi karena biaya operasional tetap tinggi. "Tamu hanya menginap rata-rata dua malam sebab datang hanya untuk melihat komodo lalu pulang," ujarnya.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Manggarai Barat Beny Nanjong menilai jumlah hotel belum perlu dibatasi. "Yang dibutuhkan yakni pengelola hotel harus lebih giat meningkatkan mutu pelayanan untuk menarik sebanyak-banyaknya tamu menginap," ujar Beny.

Perlu ubah nama

Sementara itu, Direktur Utama PT Sido Muncul Irwan Hidayat mengusulkan nama kota Labuan Bajo sebagai ibu kota Kabupaten Manggarai Barat diubah menjadi Komodo. Itu untuk upaya promosi wisata. "Saya sendiri baru kenal Labuan Bajo pada Februari 2010 ketika akan membuat iklan jamu," katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat Paulus Selasa menyatakan, secara pribadi dirinya sepakat dengan wacana nama Labuan Bajo diganti dengan Komodo. Usulan itu dapat dipertimbangkan. "Dari aspek promosi pariwisata memang nama komodo lebih menjual, dan saya secara pribadi setuju," kata Paulus.

Selain itu, menurut dia, dari pandangan sejumlah wisatawan mancanegara, seperti dari Belanda dan Amerika Serikat yang pernah berkunjung ke wilayah Manggarai Barat, mereka umumnya lebih mengenal Manggarai Barat dengan Pulau Komodo. "Mereka lebih mengenal Komodo Island, dan mereka baru tahu tujuannya adalah ke Labuan Bajo setelah tiba di Bali," ujar Paulus. (SEM/DEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com