Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan TKI Sumbang HIV/AIDS Terbesar

Kompas.com - 06/04/2011, 22:50 WIB
Runik Sri Astuti

Penulis

MADIUN, KOMPAS.com — Jumlah pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, semakin meningkat setiap tahunnya. Sedihnya, pengidap paling banyak justru berasal dari pasangan heteroseksual suami istri yang memiliki riwayat pernah bekerja di luar Madiun, utamanya bekerja di luar negeri.

Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun melaporkan, selama tahun 2010 ditemukan sedikitnya 34 pengidap baru, di mana 13 orang di antaranya meninggal dunia. Pada tahun 2011, temuan pengidap HIV/AIDS baru sudah mencapai 14 orang hanya dalam kurun waktu tiga bulan. Adapun total temuan pengidap mulai tahun 2002 sampai sekarang mencapai 103 orang, di mana 35 di antaranya meninggal dunia.

Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Upaya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun Soelistyo Widyantono mengatakan, temuan kasus HIV/AIDS di wilayahnya tergolong tinggi karena rata-rata setiap bulan lebih dari empat kasus. Namun, yang paling mengejutkan dari temuan pengidap tersebut, sangat sedikit yang merupakan kelompok berisiko tinggi.

Paling besar justru masyarakat biasa, artinya pasangan rumah tangga yakni suami, istri, bahkan anak. "Tapi setelah dirunut, mereka memiliki riwayat pernah bekerja di luar negeri, seperti Malaysia, Arab Saudi, dan Hongkong. Minimal bekerja di luar Madiun, seperti Batam, Kalimantan, Bekasi," katanya, Rabu (6/4/2011).

Sebagai gambaran, dari 14 temuan pengidap baru pada tahun 2011, hampir semuanya merupakan keluarga biasa, yakni pasangan suami, istri, serta satu orang anak. Hanya satu orang dari 14 pengidap baru tersebut yang berasal dari kelompok berisiko tinggi, yakni wanita pekerja seks (WPS). Sedihnya lagi, temuan pengidap HIV/AIDS didominasi oleh perempuan sebanyak sembilan orang dari 14 orang.

Upaya pengendalian penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Madiun menjadi sulit dilakukan karena mobilitas para pekerja ini sulit dipantau. Apalagi, setelah ditelusuri lebih jauh, rata-rata para pekerja yang terinfeksi positif adalah mereka yang berangkatnya melalui jalur tidak resmi alias ilegal.

Soelistyo mengatakan, sebagai upaya pencegahan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Madiun. Caranya, mengadakan penyuluhan tentang bahaya penyakit dan pentingnya melakukan pencegahan penularan penyakit kepada para calon TKI ataupun calon tenaga kerja yang akan berangkat ke luar kota.

Ia mengakui kasus HIV/AIDS di Kabupaten Madiun merupakan fenomena gunung es. Artinya, temuan pengidap saat ini hanyalah penampakan di puncak, sedangkan kasus yang riil yang cakupannya sangat besar justru belum terungkap. "Inilah yang dikhawatirkan oleh dinas dan perlu diwaspadai oleh seluruh kalangan," katanya.

Kekhawatiran itu menjadi masuk akal karena berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Madiun, jumlah tenaga kerja Indonesia asal Madiun tahun 2010 saja mencapai 2.836 orang, terdiri dari 356 laki-laki dan 2.480 orang perempuan. Itu belum termasuk TKI yang tidak mendaftarkan keberangkatannya pada dinas alias ilegal yang jumlahnya diprediksi tidak kalah banyak.

Kepala Bidang Penempatan, Pelatihan, dan Produktivitas Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Madiun Suyadi mengatakan, berdasarkan negara tujuan TKI, paling besar bekerja di Hongkong sebanyak 833 orang. Selain Hongkong, tempat kerja yang paling banyak dilirik TKI asal Madiun adalah Malaysia sebanyak 748 orang dan Taiwan sebanyak 759 orang.

Sementara itu, Andreanus M Uran, Direktur Program Yayasan Bambu Nusantara Madiun, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memberikan pendampingan terhadap HIV/AIDS, mengatakan, selain para pekerja, yang patut mendapat perhatian serius dalam upaya penanggulangan penyakit ini adalah generasi muda yang memiliki pergaulan bebas.

Indikasinya, mereka banyak ditemukan nongkrong di tempat-tempat hiburan malam, seperti tempat karaoke, kafe, dan diskotek. Pasalnya, dalam dua tahun terakhir ini di Madiun menjamur tempat-tempat hiburan malam dan parahnya lagi segmen pasar yang dibidik adalah kaum pelajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com