Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Gratifikasi, Bawaslu Lapor KPK

Kompas.com - 06/04/2011, 10:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilu melaporkan dugaan gratifikasi dalam proses seleksi panitia pengawas (panwas) pemilihan Bupati di Kabupaten Mesuji, Lampung, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Tim penyeleksi panitia pengawas (panwas) menerima sejumlah uang dari suatu pihak. Diduga, uang tersebut dimaksudkan agar tim meloloskan peserta seleksi panwas tertentu.

"Tim seleksi yang dibentuk untuk menyeleksi calon panwas menerima pemberian dana dan dilaporkan kepada kami. Lalu kami menilai adalah gratifikasi, lalu kami merasa berkewajiban menyerahkannya kepada KPK," kata Ketua Bawaslu Bambang Eka Cahya Widodo saat datang ke Gedung KPK, Jakarta, Rabu (6/4/2011).

Bambang dan sejumlah staf Banwaslu diterima Direktorat Gratifikasi KPK. Ia mengaku belum mengetahui berapa jumlah uang gratifikasi yang diberikan kepada tim seleksi panwas tersebut. "Belum saya hitung juga, masih dalam bentuk amplop. Saya juga enggak tahu karena yang tahu yang menerima. Kami hanya menerima informasi," ungkapnya.

Bambang juga tidak dapat memperkirakan siapa pihak yang memberikan gratifikasi tersebut. Ia kemudian menyerahkan proses selanjutnya kepada KPK. "Itu terserahlah kalau mau diselidiki, tapi kewajiban kami (untuk menyampaikan ke KPK) karena dapat laporan dari tim bahwa ada uang seperti itu dan kita nilai tidak wajar. Mereka (tim seleksi) sudah diberi anggaran sendiri," katanya.

Pihak Bawaslu, lanjutnya, tidak memberi sanksi tertentu kepada tim seleksi panwas yang diberikan uang gratifikasi tersebut. Sebab tim telah beritikad baik melaporkan pemberian uang kepada Banwaslu. "Kalau ada penyelidikan lebih lanjut, kita serahkan kepada KPK," ucapnya.

Saat ini, proses seleksi terhadap panitia pengawas pemilihan Bupati di Lampung masih berjalan. Menurut Bambang, tim seleksi panwas tengah menggelar uji kelayakan dan kepatuhan terhadap enam calon panwas.

"Enam itu akan diseleksi lagi jadi tiga. Uangnya diberikan sebelum enam itu terpilih. Waktu mereka melakukan tes tertulis, kemudian ada yang memberikan uang itu, lalu mereka (tim seleksi) melapor," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com