Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPR Merasa Dizalimi

Kompas.com - 30/03/2011, 16:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPR RI Marzuki Alie menumpahkan isi hatinya di ruang pers Gedung DPR, Nusantara III, Jakarta, Rabu (30/3/2011). Marzuki merasa nama baiknya diinjak ketika seruan untuk menghentikan rencana pembangunan gedung baru DPR RI makin marak disampaikan oleh fraksi-fraksi dan anggota Dewan lainnya.

"Saya lihat, opini dari fraksi lain hanya untuk mencitrakan bahwa Ketua DPR yang juga adalah kader Demokrat tidak berpihak pada rakyat. Mereka minta membatalkan, padahal mereka tahu saya tak bisa membatalkan. Ini cara-cara yang tidak etis, menzalimi," ungkap Marzuki, yang didampingi Sekretaris Jenderal DPR Nining Indrasaleh, Kepala Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi Sumirat, dan dua pejabat DPR lainnya.

Menurut Marzuki, tindakan fraksi dan anggota Dewan yang mengarahkan seruan untuk menghentikan pembangunan gedung baru yang dilayangkan kepada dirinya hanya untuk pencitraan saja, agar tampak berpihak pada rakyat. Padahal, lanjutnya, pembatalan proses pembangunan gedung baru hanya bisa dilakukan melalui mekanisme rapat paripurna DPR. Politisi Demokrat ini menegaskan, pembatalan tak bisa dilakukan oleh pribadi per pribadi selain melalui forum resmi tersebut.

Oleh karena itu, Marzuki mengecam pernyataan sejumlah anggota dan elite fraksi yang asyik "berkicau" di media.

"Katanya, Ketua DPR tak berpihak kepada rakyat, gimana bisa saya membatalkan? Kalau rencana pembangunan dibatalkan harus dibicarakan mulai dari awal, dari BURT, silakan fraksi bicara. Hasilnya dibawa ke Bamus (Badan Musyawarah). Kalau paripurna membatalkan, saya sebagai ketua akan melaksanakan keputusan itu. Jadi, jangan meminta-minta dengan cara yang tak prosedural. Cara yang tak prosedural hanya permainan politik yang membodohi publik. Minta-minta kepada Ketua DPR, ya enggak bisa ketua membatalkan begitu saja. Menginjak-injak teman untuk nama baik sendiri namanya," ujar Marzuki.

Ia menegaskan, dirinya tak memiliki kepentingan apa pun terhadap proyek pembangunan gedung baru DPR.

Sikap fraksi

Pascakembali munculnya reaksi publik atas rencana tersebut, sejumlah fraksi mulai bersuara. Fraksi Partai Gerindra menegaskan akan tetap menolak rencana pembangunan gedung baru. Bahkan, dua pekan lalu, Gerindra telah menyatakan tak akan menempati ruangan anggota di gedung baru tersebut. Sikap lainnya, Fraksi Partai Demokrat menekankan tetap mendukung rencana pembangunan, dengan catatan, harus ada penghematan dari dana yang dianggarkan.

Tiga fraksi lain, yaitu Fraksi PAN, Fraksi PPP, dan Fraksi PDI Perjuangan, menyampaikan sikap senada, di antaranya meminta agar rencana tersebut dihentikan, ditunda, dan dikaji ulang. Ketiganya sepakat bahwa Dewan tak bisa menutup telinga dengan berbagai aspirasi yang berkembang di masyarakat.

Empat fraksi lainnya, seperti dikutip Kompas (30/3/2011), menyampaikan sikap beragam. Fraksi PKS menyatakan keberatan dengan rencana pembangunan gedung, tetapi memberikan beberapa catatan. Fraksi PKB mendukung, tetapi meminta agar gedung yang dibangun tak terlalu mewah. Fraksi Partai Golkar, melalui Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, meminta agar rencana DPR tak ditanggapi berlebihan. Menurutnya, gedung yang dibangun tak semewah yang dibayangkan. Sementara Fraksi Partai Hanura secara tegas menolak rencana pembangunan gedung baru.

Baca juga: Polemik Gedung untuk Wakil Rakyat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Nasional
    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Nasional
    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Nasional
    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

    Nasional
    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Nasional
    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Nasional
    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Nasional
    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Nasional
    'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

    "Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

    Nasional
    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Nasional
    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Nasional
    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Nasional
    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com