Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN: Kaji Ulang Biaya Kamar DPR!

Kompas.com - 28/03/2011, 20:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Fraksi PAN meminta Sekretariat Jendral DPR RI untuk mengkaji ulang biaya pembangunan kamar kerja anggota Dewan dalam rencana gedung baru DPR RI yang menelan biaya hingga Rp 800 juta.

Menurut Ketua Fraksi PAN Tjatur Sapto Edy, biaya yang mendekati angka Rp 1 milyar itu terlalu besar untuk sebuah kamar kerja biasa. "Rp 800 juta itu terlalu mahal karena itu kan ngikuti perhitungan Kementerian PU. Harus di-review ulang lagi," tegasnya di Gedung DPR RI, Senin (28/3/2011).

Menurut Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini, pembangunan gedung baru DPR RI harus bertolak pada kesederhanaan. Pasalnya, anggota Dewan mewakili rakyat Indonesia yang umumnya masih hidup sederhana.

Menurutnya, gedung baru yang akan dibangun tidak perlu berpatok pada ruangan yang biasa dipakai sebagai standar ruangan pejabat eksekutif. Lebih baik, ruangan mencerminkan budaya Indonesia dan masyarakat bisa merasa turut memiliki gedung baru DPR nantinya.

"Dengan kondisi sekarang, kalau lihat dari luas 157.000 meter persegi dan ruangan lebih dari 100 meter persegi, kita harus jadi contoh kesederhanaan masyarakat kita. Jangan bersandar pada patokan kemewahan. Ruang menteri sangat mewah, dirjen dan direktur juga. DPR jangan ikut-ikutan. Mereka harus ditarik agar tak bermewah-mewahan, DPR ruangnya harus didesain sesederhana mungkin," tambahnya.

Selain itu, Setjen DPR diminta melakukan sosialisasi sebaik mungkin kepada masyarakat bahwa gedung DPR adalah rumah rakyat. Pemahaman itu harus bisa diterima masyarakat sehingga masyarakat pun berpikir bahwa memang gedung baru yang lebih baik untuk kinerja wakilnya ke depan memang dibutuhkan.

"Nah, kalau rakyat enggak merasa butuh, ya enggak usah. Jadi harus dijelaskan sejelas-jelasnya ke masyarakat, prasarana gimana, sudah cukup atau belum, layak atau enggak. Kalau kita katakan tak layak, rakyat harus mengerti, harus tersampaikan sehingga rakyat bisa ngerti," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Nasional
    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Nasional
    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Nasional
    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Nasional
    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Nasional
    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com