Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal WikiLeaks, Mega Tenang Saja

Kompas.com - 17/03/2011, 20:55 WIB

KLATEN, KOMPAS.com — Menanggapi bocoran WikiLeaks dalam pemberitaan dua harian terkemuka Australia mengenai suaminya Taufiq Kiemas yang disebut terlibat korupsi, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri mengaku tenang-tenang saja. Mega tak hendak membantah, tak hendak pula membela pemberitaan tersebut.

"Saya tidak bisa meng-condemn-nya (menghujatnya-red). Makanya, saya tenang saja. Karena saya mengerti seperti apa proses daripada kerja WikiLeaks ini. Saya tidak membela WikiLeaks, tentunya saya juga merasa tidak senang kalau dia memberikan suatu informasi yang tidak benar. Tapi, tentunya saya juga tidak meng-condemn bahwa dia memberikan informasi yang salah," ujar Mega dalam keterangan pers di salah satu kediaman warga di Desa Jambakan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (17/3/2011).

Istri Ketua MPR RI Taufiq Kiemas ini hanya mempertanyakan asal-muasal kabar mengenai tindak korupsi yang dilakukan Taufiq ketika Mega masih menjabat sebagai Presiden RI. "Tetapi, yang saya ingin suatu informasi yang jelas, itu datangnya dari mana. Sama saja kan misalnya antara mendapatkan suatu berita kemudian disebarluaskan. Tapi, kan kita mesti tahu berita itu dapatnya dari mana?" lanjut dia.

Menurut Ketua Umum PDI-P ini, informasi yang masuk ke WikiLeaks bisa berasal dari berbagai sumber yang perlu dikonfirmasi terlebih dulu asal-muasal dan kebenarannya sehingga tak perlu dipercaya. Namun, menurutnya pula, tak serta-merta pula informasi WikiLeaks bisa langsung dipersalahkan dan dihujat. Sekali lagi, Mega menilai lebih baik mencari tahu terlebih dulu siapa sumber informasi yang menyebutkan suaminya melakukan tindak pidana korupsi semasanya menjabat sebagai RI 1.

"Saya bukan seorang yang bisa menghujat. Karena bagaimanapun juga seperti tadi saya katakan, itu adalah suatu berita yang dimasukkan dengan segala macam informasi yang ada. Dari mana sebetulnya informasi-informasi itu didapatkan, dari situ kita sebenarnya bisa menilai," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, harian The Age dan The Sydney Morning Herald Australia menyelipkan informasi mengenai Taufiq Kiemas dalam pemberitaannya. Informasi yang berasal dari situs milik Julian Assange itu membocorkan kawat-kawat diplomasi Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta yang memuat informasi mentah mengenai dugaan penyalahgunaan kekuasaan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Disebutkan bahwa Yudhoyono sesaat setelah menjadi Presiden pada 2004 meminta Hendarman Supandji yang saat itu menjabat Jaksa Agung Muda Pidana Khusus untuk menghentikan upaya penuntutan terhadap Taufiq Kiemas terhadap apa yang para diplomat AS gambarkan sebagai "korupsi selama masa jabatan istrinya (Megawati)". Ketika Mega menjabat sebagai Presiden, SBY mengisi posisi Menko Polhukam dan Jusuf Kalla sebagai Menko Kesra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

    Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

    Nasional
    Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

    Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

    Nasional
    Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

    Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

    Nasional
    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Nasional
    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Nasional
    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

    Nasional
    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Nasional
    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Nasional
    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Nasional
    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Nasional
    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Nasional
    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Nasional
    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Nasional
    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Nasional
    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com