JAKARTA, KOMPAS.com — Insiden bom di Kantor Berita Radio 68H di Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur, Selasa (15/3/2011), bukan cermin gagalnya intelijen negara dalam mendeteksi ancaman bom. ”Kami bisa melacak melalui segala macam teknologi, cara yang dimiliki satuan antiteror, tapi tetap inisiatif berada pada mereka. Oleh karena itu, saya tak ingin disebut kecolongan, kecuali ada komunikasi-komunikasi awal,” kata Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto pada jumpa pers di Kementerian Koordinator Polhukam, Jakarta.
Menurut Djoko, selama ini satuan-satuan intelijen terus bekerja. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme juga terus melakukan upaya deradikalisasi serta pengumpulan informasi intelijen.
Sementara itu, Kepala Badan Intelijen Negara Sutanto mengatakan, pengungkapan kasus teror tak mudah. Terlebih, teror yang dilakukan oleh orang perorangan. ”Karena itu, kami membutuhkan dukungan dari masyarakat. Jangan segan-segan melapor jika ada hal-hal yang mencurigakan. Kami berusaha agar hal ini tak akan terjadi lagi di masa mendatang,” kata Sutanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.