Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Nyatakan Penyesalan Mendalam

Kompas.com - 11/03/2011, 17:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Kedutaan Besar AS di Indonesia menyampaikan penyesalan terdalamnya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan rakyat Indonesia atas pemberitaan harian Australia, The Age dan Sydney Morning Herald yang memuat informasi dari WikiLeaks yang menuding Yudhoyono menyalahgunakan kekuasaan. Seperti diketahui, informasi dari WikiLeaks tersebut merupakan bocoran dari kawat-kawat rahasia Kedubes AS di Jakarta.

Demikian pernyataan resmi Kedutaan Besar AS Jakarta yang disampaikan melalui surat elektronik, Jumat (11/3/2011). "Seperti yang diungkapkan Menteri Luar Negeri AS, Amerika Serikat sangat menyesal pembocoran informasi apa pun yang dimaksudkan sebagai rahasia, termasuk pembicaraan pribadi antara rekan sejawat atau penilaian dan observasi pribadi dari diplomat kami. Kebijakan luar negeri resmi kami tidak ditetapkan melalui pesan-pesan ini, tetapi di Washington," tulis siaran elektronik itu.

Penerbitan oleh harian The Age dan Sydney Morning Herald tersebut, menurut pemerintah AS tidaklah bertanggung jawab. Pada dasarnya, laporan lapangan dari Indonesia ke Washington yang disampaikan melalui kawat-kawat diplomatik tersebut merupakan laporan mentah, belum lengkap, prematur, dan belum dibuktikan kebenarannya.

"Dokumen-dokumen itu tidak dapat dilihat secara berdiri sendiri atau mewakili kebijakan AS," tulisnya.

Kedutaan AS juga mengatakan bahwa selama ini Amerika Serikat merasa beruntung memiliki mitra seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Seperti Presiden Obama katakan dalam lawatannya ke Jakarta November 2010, Indonesia-AS sama-sama memiliki ikatan yang erat berkat adanya hubungan historis, budaya, dan ekonomi," tulisnya.

Terkait bocornya kawat-kawat rahasia AS di situs WikiLeaks, Kedutaan Besar AS mengutuk hal tersebut. Pembocoran informasi oleh situs milik Julian Assange itu dinilai berpotensi merusak hubungan antar negara. "Pengungkapan informasi rahasia yang tidak sah oleh WikiLeaks berimplikasi pada nyawa dari individu yang disebutkan berada dalam bahaya tapi juga bagi kerjasama antara negara-negara," tulisnya.

Pagi ini, Duta Besar AS untuk Indonesia, Scot Marciel juga menyatakan hal senada dalam jumpa pers bersama Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa. Scot menyampaikan keprihatinan mendalam pemerintah AS dan menyampaikan bahwa yang termuat di WikiLeaks adalah informasi mentah.

Cepatnya klarifikasi pemerintah AS tersebut, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyampaikan apresiasinya. "Tapi kita mencatat betapa cepatnya pemerintah AS beri tanggapan resmi, ini sikap sangat baik," kata Marty seusai jumpa pers.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bela Nurul Ghufron, Alex Marwata Yakin Tak Ada Pelanggaran Etik

    Bela Nurul Ghufron, Alex Marwata Yakin Tak Ada Pelanggaran Etik

    Nasional
    Interupsi PKS di Rapat Paripurna: Makan Siang-Susu Gratis Harus Untungkan Petani, Bukan Penguasa

    Interupsi PKS di Rapat Paripurna: Makan Siang-Susu Gratis Harus Untungkan Petani, Bukan Penguasa

    Nasional
    Jokowi Puji RS Konawe yang Dibangun Pakai Uang Pinjaman

    Jokowi Puji RS Konawe yang Dibangun Pakai Uang Pinjaman

    Nasional
    Sikap Politik PKS di Dalam atau Luar Pemerintah Ditentukan Majelis Syuro Bulan Depan

    Sikap Politik PKS di Dalam atau Luar Pemerintah Ditentukan Majelis Syuro Bulan Depan

    Nasional
    Penembak Danramil Aradide Diketahui Sudah Bergabung ke OPM Kelompok Osea Satu Boma Setahun

    Penembak Danramil Aradide Diketahui Sudah Bergabung ke OPM Kelompok Osea Satu Boma Setahun

    Nasional
    Disebut Bakal Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Jokowi: Saya Masih Jadi Presiden Sampai 6 Bulan Lagi Lho

    Disebut Bakal Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Jokowi: Saya Masih Jadi Presiden Sampai 6 Bulan Lagi Lho

    Nasional
    Menkes Sebut Tak Ada Penghapusan Kelas BPJS, Hanya Standarnya Disederhanakan

    Menkes Sebut Tak Ada Penghapusan Kelas BPJS, Hanya Standarnya Disederhanakan

    Nasional
    Baleg Rapat Pleno Revisi UU Kementerian Negara Siang Ini, Mardani: Kaget, Dapat Undangan Kemarin

    Baleg Rapat Pleno Revisi UU Kementerian Negara Siang Ini, Mardani: Kaget, Dapat Undangan Kemarin

    Nasional
    Jokowi Bakal Gelar Rapat Evaluasi Bea Cukai

    Jokowi Bakal Gelar Rapat Evaluasi Bea Cukai

    Nasional
    Kerajaan Arab Saudi Sampaikan Belasungkawa untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

    Kerajaan Arab Saudi Sampaikan Belasungkawa untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

    Nasional
    Mendefinisikan Ulang Mudik untuk Manajemen di 2025

    Mendefinisikan Ulang Mudik untuk Manajemen di 2025

    Nasional
    Saat Anwar Usman Kembali Dilaporkan ke MKMK, Persoalan Etik yang Berulang...

    Saat Anwar Usman Kembali Dilaporkan ke MKMK, Persoalan Etik yang Berulang...

    Nasional
    Jokowi Resmikan Bendungan Ameroro di Sultra, Telan Biaya Rp 1,57 Triliun

    Jokowi Resmikan Bendungan Ameroro di Sultra, Telan Biaya Rp 1,57 Triliun

    Nasional
    Kemenag: Jemaah Haji Indonesia Boleh Berziarah ke Makam Rasulullah

    Kemenag: Jemaah Haji Indonesia Boleh Berziarah ke Makam Rasulullah

    Nasional
    Ingatkan soal Krisis Air, Jokowi: Jangan Biarkan Air Terus Mengalir ke Laut dan Tidak Dimanfaatkan

    Ingatkan soal Krisis Air, Jokowi: Jangan Biarkan Air Terus Mengalir ke Laut dan Tidak Dimanfaatkan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com