Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WikiLeaks: Kalla Kucurkan 6 Juta Dollar AS

Kompas.com - 11/03/2011, 12:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) diperkirakan telah mengucurkan uang suap sebesar 6 juta dollar AS atau sekitar Rp 54 miliar untuk bisa memegang kendali atas Partai Golkar dalam kongres partai itu pada Desember 2004.

Demikian menurut laporan kawat-kawat diplomatik rahasia Kedutaan Besar AS di Jakarta yang bocor ke WikiLeaks dan diberitakan harian Australia, The Age, dan situs asiasentinel.com, Jumat (11/3/2011).

"Menurut beberapa sumber yang dekat dengan para calon utama (ketua Partai Golkar), tim Kalla menawarkan kepada pengurus kabupaten sedikitnya Rp 200 juta untuk (membeli) suara mereka," lapor bocoran kawat itu.

"Pengurus-pengurus provinsi, yang memiliki hak suara yang sama, tetapi juga dapat memengaruhi pengurus kabupaten, menerima Rp 500 juta atau lebih. Menurut seorang kontak yang punya pengalaman sebelumnya dalam hal-hal tersebut, para pengurus menerima uang muka ... dan akan mendapat pembayaran penuh dari pemenang, dalam bentuk tunai, beberapa jam setelah pemungutan suara."

Para diplomat AS melaporkan, dengan total 243 suara yang dibutuhkan untuk meraih suara mayoritas, kursi ketua umum Partai Golkar saat ini bernilai lebih dari 6 juta dollar AS.

"Satu kontak, Agung Laksono, yang saat itu menjadi Ketua DPR, mengatakan salah satu orang saja,  bukan pendukung Kalla yang terkaya, telah mengalokasikan Rp 50 miliar pada acara tersebut," tambah laporan tersebut.

Jusuf Kalla sendiri saat dimintai tanggapannya atas laporan tersebut, Jumat, mengatakan, "Saya kira perlu pembuktian." Ia yang tengah berada di Jepang mengaku pada saat ini hanya mempertanyakan perihal akomodasi transportasi peserta kongres Partai Golkar dan bukannya melakukan money politic untuk menuju orang nomor wahid di tubuh Golkar.

"Saya tanya kalau (peserta Kongres Golkar) hadir (mengikuti kongres) dan pulang (ke daerahnya) bagaimana untuk bayar tiket mereka. Di mana mereka menginap," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Nasional
    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Nasional
    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Nasional
    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Nasional
    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Nasional
    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Nasional
    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Nasional
    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Nasional
    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Nasional
    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    Nasional
    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Nasional
    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Nasional
    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    Nasional
    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com