Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS: Koalisi Justru Harus Rekonsolidasi!

Kompas.com - 08/03/2011, 18:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi PKS DPR RI Mustafa Kamal menegaskan, PKS tak akan menanggapi berbagai rumor terkait koalisi. PKS justru mengharapkan adanya konsolidasi kembali antara partai anggota koalisi daripada ribut di depan publik saat ada perbedaan pendapat.

Rapat internal PKS meyakini bahwa anggota koalisi seharusnya tak pernah berpikir kalah atau menang.

"Kalau masalahnya Century, ya, Century. Pajak, ya, pajak. Kalau kemudian di lembaga politik kita kalah tidak apa-apa, kita terus berjuang. Tapi, tidak bisa dikait-kaitkan dengan reshuffle, koalisi dan sebagainya. Justru koalisi yang harus berkonsolidasi untuk menyelesaikan masalah ini dengan lebih substantif dan lebih visioner. Koalisi ideologis, egaliter, itu yang kita ingin ke depan," ungkap Mustafa di ruang fraksi DPR RI, Selasa (8/3/2011).

Menurutnya, PKS saat ini menanti pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berisi ajakan agar anggota koalisi melakukan pembenahan sehingga tak ada anggota yang saling menyerang pascaperbedaan pendapat dalam pembahasan usulan hak angket perpajakan di DPR beberapa waktu lalu. Seharusnya, lanjut Mustafa, anggota koalisi justru harus saling mendorong dalam melakukan pembangunan yang lebih solid.

"Dan, kita menunggu untuk bersama-sama. Kita membicarakan itu semua dengan mendasar," tambahnya.

Menurut keyakinannya, Presiden saat ini tengah melakukan refleksi ketimbang hitung-hitungan politik untuk merombak kabinetnya. Bahkan, lanjut Mustafa, Presiden sebelumnya beberapa kali pernah menyebutkan, bahwa PKS adalah tulang punggung koalisi.

Oleh karena itu, Mustafa menduga Presiden tengah sibuk melakukan kajian terhadap masalah perpajakan yang lebih substantif. Ia mengaku sangat yakin karena sudah mendengar rencana pertemuan Ketua Majelis Syuro PKS Ustadz Hilmi Aminuddin dengan Presiden SBY dalam waktu dekat.

"Saya dengar dari Mas Anas (Ketua Umum Demokrat) akan ada pertemuan tersebut," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com