Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Takkan Berani Keluarkan Golkar

Kompas.com - 06/03/2011, 15:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Golkar, Indra J Piliang, merasa yakin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak akan berani mengeluarkan Partai Golkar dari Sekretariat Gabungan (Setgab) Koalisi. Menurutnya, pemerintahan Presiden SBY dan Wapres Boediono sangat membutuhkan Golkar dalam mengamankan pemerintahan.

"Saya melihat agak kurang tepat kalau mengasumsikan Golkarlah yang butuh ketimbang SBY-Boediono yang butuh. Kita pasang tarif sekarang," kata Indra, dalam diskusi "Setgab: Bubar Gerak, Jalan!" di Jakarta, Minggu (6/3/2011).

Ia mengatakan, keberadaan Golkar dalam Setgab lebih karena kepentingan Presiden, bukan untuk memperjuangkan kepentingan Golkar. "Saya melihat lebih kepentingan SBY, bukan kepentingan Golkar. Apa artinya dua kursi? Kalau kita dudukkan, kesetaraan, seharusnya kursi Golkar lebih banyak dari PKS. Apakah penataan nanti ke arah sana?" ujar pengamat politik itu.

Menurutnya, hanya segelintir politisi parlemen Golkar yang ingin berada dalam Setgab. "Tidak lebih dari 10 atau tidak lebih dari 5 orang yang ingin di dalam," ucapnya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Musthofa mengatakan, sikap partainya sudah jelas. Demokrat akan mengevaluasi kesolidan Setgab dan menyerahkan hasilnya kepada Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.

Saan mengatakan, Partai Demokrat meminta partai yang tidak sejalan dengan Setgab untuk keluar dari Setgab. "Atau akan dikeluarkan," tegasnya, seraya menambahkah, Demokrat terbuka bagi mitra koalisi yang baru.

Seperti diberitakan, pasca-pengambilan keputusan usulan hak angket mafia pajak, wacana evaluasi koalisi partai politik pendukung pemerintah mengemuka. Dua partai anggota koalisi, Golkar dan PKS, dalam dua kali pemungutan suara mengenai usulan hak angket, yakni Century dan mafia pajak, selalu berseberangan dengan Partai Demokrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Nasional
    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Nasional
    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Nasional
    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Nasional
    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Nasional
    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Nasional
    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Nasional
    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Nasional
    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Nasional
    9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    Nasional
    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

    Nasional
    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    Nasional
    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    Nasional
    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com