Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Gelar Perkara Jhonny Allen

Kompas.com - 03/03/2011, 21:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi telah melakukan gelar perkara terkait keterlibatan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Jhonny Allen Marbun dalam dugaan suap dana stimulus pembangunan dermaga dan bandara di Indonesia timur dengan tersangka Abdul Hadi Djamal. Ketua KPK, Busyro Muqqodas menyampaikan, jika penyelidik menemukan bukti yang kuat terkait keterlibatan Jhonny, maka KPK akan menetapkan politisi itu sebagai tersangka.

"Ekspose itu sudah, dua kali. Perkembangan para penyidik itu dinamis. Misalnya ada telaah dari putusan-putusan yang sudah ada itu juga dinamis. Itu terus dilakukan," ujar Busyro di gedung KPK, Rasuna Said, Jakarta, Kamis (3/3/2011).

Dikatakan Busyro, KPK tidak memandang latar belakang politik seseorang yang diduga terlibat dalam kasus korupsi. Busyro membantah tudingan miring yang mengatakan bahwa KPK tebang pilih dalam mengusut pelaku korupsi.

"Bukan karena itu (Jhonny Allen) biru (dari Partai Demokrat) loh ya. Gak ada kamus biru, kuning," kata Busyro. KPK, kata Busyro tetap bertindak profesional dalam menindaklanjuti setiap dugaan perkara korupsi. Termasuk terhadap keterlibatan politis partai paling berkuasa, Partai Demokrat.

Menurut Busyro, isu-isu miring terkait kinerja KPK yang tebang pilih tersebut justru membuat KPK lebih bersemangat mengorek kasus tersebut. "Selama dalam proses, isu-isu miring sudah kami perhitungkan dari awal. Semakin banyak tudingan, kami semakin korek. Jawaban kami dengan bukti, tidak dengan pembelaan macam-macam," ujar Busyro.

Seperti diberitakan, nama Jhonny Allen disebut-sebut oleh mantan anggota DPR, Abdul Hadi Djamal yang ditangkap terkait suap Rp 3 miliar untuk memuluskan anggaran stimulus proyek Departemen Perhubungan pembangunan dermaga dan bandara di wilayah Indonesia Timur. Abdul Hadi menyebutkan bahwa Jhonny hadir dalam pertemuan yang diduga membahas alokasi dana stimulus tersebut. Hal itu kemudian dibantah Jhonny.

Abdul Hadi juga menyebut Johnny sebagai inisiator pertemuan itu. Terkait hal itu, KPK memeriksa Jhonny. Dalam pemeriksaan, Jhonny membantah keterangan Abdul Hadi. Pada pertengahan Juni, KPK melalui juru bicaranya Johan Budi mengatakan, dari keterangan sopir Abdul Hadi, diketahui memang ada dugaan aliran uang ke Jhonny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com