Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan Mediasi Dewan Pers Gagal

Kompas.com - 02/03/2011, 15:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Dewan Pers mempertemukan Sekretaris Kabinet Dipo Alam dengan Media Group, Rabu (2/3/2011), siang ini gagal. Pada pertemuan yang berlangsung secara terpisah itu pihak Media Group menolak pertemuan mediasi karena undangan hanya untuk klarifikasi pengaduan Dipo Alam yang menilai pemberitaan Metro Tv tidak imbang dan memojokkan.

Beberapa petinggi Media Group seperti Elman Saragih, Suryopratomo, Sugeng Suprawoto yang didampingi kuasa hukum Media Group OC Kaligis bertemu dengan Ketua Dewan Pers Bagir Manan dan anggota lainnya seperti Agus Sudibyo, Zulfiani Lubis sejak sekitar pukul 11.00 WIB tadi. Setelah menjawab pengaduan Dipo Alam kepada Dewan Pers dalam ruang tertutup, internal pihak Media Group sempat berdiskusi sebelum memutuskan menolak bertemu Dipo Alam.

Adapun Dipo Alam yang didampingi kuasa hukumnya Amir Syamsuddin tiba sekitar setengah jam kemudian. Dipo yang hadir menggunakan setelan jas resmi sempat berganti kemeja batik di kantor Dewan Pers.

Selepas bertemu dengan wakil Media Group, Dewan Pers bertemu dengan Dipo Alam dan kuasa hukumnya. Seusai pertemuan itu OC Kaligis mengatakan, pihaknya sudah menjawab bahwa tidak ada pelanggaran kode etik jurnalistik. Namun, laporan pidana dan gugatan perdana atas pernyataan Dipo Alam yang menyerukan boikot atas media yang menjelek-jelekkan pemerintah tetap dilanjutkan karena Dipo dinilai tidak menjawab somasi Media Group itu dan meminta maaf.

Sementara itu, Amir Syamsuddin menegaskan pihaknya (Dipo Alam) sudah menjawab somasi melalui pesan singkat (SMS), baik kepada kuasa hukum Media Group maupun pemimpin redaksinya. Namun, jawaban somasi yang diharapkan adalah permintaan maaf.

"Itu soal lain dan tidak perlu terburu-buru," ujar Amir ketika ditanya bila pihaknya diminta meminta maaf.

Ketua Dewan Pers Bagir Manan mengatakan akan terus mengupayakan perdamaian melalui mediasi. Untuk pengaduan Dipo Alam, Selasa (22/2/2011) lalu, pihaknya belum bisa menilai ada tidaknya pelanggaran kode etik dan ketidakberimbangan dalam pemberitaan Metro Tv.

Namun demikian, Bagir sendiri tetap menyesalkan pernyataan Dipo Alam sebagai mantan aktivis yang kerap mengkritik pemerintah. Penyataan itu, seperti yang disampaikan Bagir Manan di Dewan Pers pekan lalu, antidemokrasi dan menyedihkan dikeluarkan seorang mantan aktivis seperti Dipo Alam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com