Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Masalah Koalisi versi PKS

Kompas.com - 02/03/2011, 14:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kisruh koalisi pascapembahasan usulan hak angket pajak menunjukkan rapuhnya koalisi yang dikelola oleh Partai Demokrat. Sekjen PKS Anis Matta mengatakan, kegagalan mengelola komunikasi antarpartai anggota yang sebenarnya dilakukan oleh elite Demokrat malah justru menimpa anggota koalisi lainnya. Anis mengatakan, komunikasi memang menjadi masalah terbesar koalisi.

"Dalam perspektif komunikasi, elite Demokrat gagal mengelola perbedaan di dalam koalisi, tapi ditimpakan kepada anggota koalisi yang lain. Apa susahnya sih mengundang pemimpin partai-partai untuk bicara sama-sama. Itu kan sederhana. Tapi itu tak pernah terjadi. Yang sering kita dengar (dalam rapat), ini ada perintah dari SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono)," katanya di ruangan pimpinan DPR, Gedung DPR, Jakarta, Rabu (2/3/2011).

Anis mengeluhkan, anggota koalisi lainnya, terutama PKS, tak pernah diperlakukan layaknya partai koalisi. Justru Demokrat berlaku seolah-olah PKS dan partai-partai lainnya sebagai partai yang sudah diakusisi oleh Demokrat.

Wakil Ketua DPR RI ini juga membantah pernyataan bahwa PKS jarang datang dalam rapat-rapat koalisi. Menurutnya, PKS selalu mengirimkan utusan. Siapapun yang hadir, lanjutnya, seharusnya diperlakukan sebagai pemegang mandat dari PKS.

"Tapi kita tanya, kenapa orang-orang itu tak hadir karena fungsi Setgab sudah melenceng dari dapur komunikasi menjadi ajang sosialisasi. Masa rapat cuma untuk bilang, ini ada keputusan SBY. Kalau mau memberi tahu ada keputusan SBY seperti itu, SMS saja. Enggak perlu rapat," tambahnya.

PKS sendiri tak akan terprovokasi pada pernyataan-pernyataan elite Demokrat. Menurut Anis, PKS hanya akan menunggu keputusan dari Presiden SBY sendiri selaku pimpinan koalisi yang menjadi mitra langsung saat menandatangani kontrak koalisi. Anis juga mengaku tak tahu-menahu ada komunikasi tertutup antarpartai koalisi yang berlangsung tadi malam di kediaman Presiden SBY di Cikeas.

"Sebenarnya tak apa kalau PKS tak diajak bicara, PKS sudah terlalu sering tak diajak bicara. Waktu Setgab dijadikan saja, kita terima jadi. Katanya, Pak SBY sebagai Ketua Setgab, Pak Ical sebagai Ketua Harian, dan sekretarisnya Pak Syarief. Tapi kita terima saja karena itu tidak prinsipil. Itu sudah sering terulang hal-hal seperti itu," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

    Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

    Nasional
    Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

    Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

    Nasional
    Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

    Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

    Nasional
    PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

    PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

    Nasional
    Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

    Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

    Nasional
    Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

    Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

    Nasional
    Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

    Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

    Nasional
    Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

    Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

    Nasional
    Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

    Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

    Nasional
    Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

    Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

    Nasional
    Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

    Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

    Nasional
    Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

    Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

    Nasional
    Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Nasional
    Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

    Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com