Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Gagal Lindungi TKI

Kompas.com - 28/02/2011, 19:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Para aktivis buruh migran Indonesia di Jakarta, Senin (28/2/2011), mengecam pernyataan Ketua DPR Marzuki Alie yang tidak memihak tenaga kerja Indonesia pembantu rumah tangga. Mereka mempersoalkan pernyataan Marzuki Alie pada Sabtu (26/2/2011), yang mengatakan tenaga kerja Indonesia pembantu rumah tangga kerap menjadi korban penganiayaan akibat sikap mereka juga.

Rahma Supriyani dari Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI), mengatakan DPR semestinya mengkritik kinerja pemerintah yang gagal melindungi TKI. "Bukan malah mencerca TKI," ujarnya.

Sampai saat ini saja, kata Rahma, praktik diskriminatif terhadap TKI masih berlangsung. "TKI purna yang mau pulang ke kampung tetap harus melalui Terminal IV, Bandara Soekarno-Hatta, Banten," ujarnya.

Sikap Marzuki Alie yang tidak menunjukkan empati terhadap TKI PRT cukup meresahkan para aktivis hak perempuan tersebut. Menurut Lita dari Jala PRT, pernyataan Ketua DPR tersebut menunjukkan cara pandang pejabat Indonesia yang mundur dari tuntutan rakyat.

Semestinya mereka turut memperjuangkan hak-hak buruh migran Indonesia sesuai standar perlindungan internasional. "Barangkali Marzuki Alie lupa mereka bisa bekerja karena ada PRT yang mengambil alih tugas-tugas domestik di rumah mereka," ujar Lita.

Pernyataan TKI PRT telah membuat citra Indonesia buruk sungguh menyedihkan rakyat. Menurut Manajer Program Infid, organisasi nonprofit, Wahyu Susilo, pernyataan tersebut bentuk pengkhianatan wakil rakyat terhadap TKI.

"TKI telah berkontribusi besar terhadap perekonomian negara. Mereka menyumbang 7,1 miliar dollar AS tahun 2010, yang salah satunya dimanfaatkan yang membiayai belanja kebutuhan anggota DPR seperti jas dan dasi mereka," ujar Wahyu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com