Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susno: Sjahril Tilap Duit Haposan

Kompas.com - 24/02/2011, 17:47 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan fakta-fakta persidangan, terdakwa Komisaris Jenderal Susno Duadji menduga uang sebesar Rp 500 juta milik Haposan Hutagalung yang sedianya akan diserahkan kepadanya diambil oleh Sjahril Djohan. Pasalnya, menurut dia, tidak terbukti adanya penyerahan uang seperti dalam dakwaan.

Susno didakwa menerima Rp 500 juta dari Sjahril ketika melakukan pertemuan di rumah anaknya di Jalan Abuserin, Jakarta Selatan, pada 4 Desember 2008 malam. Menurut jaksa, pertemuan itu disaksikan AKBP Samsurizal, anggota Bareskrim Polri. Uang itu diberikan agar kasus ikan arwana yang dilaporkan klien Haposan, Ho Kian Huat, segera diselesaikan penyidik Bareskrim Polri.

Berdasarkan fakta persidangan, kata Susno, tak ada satu saksi pun, baik pengawal, sopir, ajudan, maupun pembantu yang melihat Sjahril datang. "Lantas, lewat mana Sjahril masuk dan keluar rumah? Apa karena 4 Desember 2008 itu malam Jumat Kliwon saat ketika orang yang punya ilmu kesaktian sedang uji coba ilmunya?" kata Susno saat membacakan pledoi pribadi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (24/2/2011).

Jika benar datang, kata Susno, maka Sjahril akan tiba di rumahnya, Jumat (5/12/2008) pukul 00.21. Perkiraan itu berdasarkan karcis keluar mobil Sjahril dan Haposan dari Hotel Sultan pada pukul 21.16. Sjahril mengaku ke kantornya di Tebet terlebih dulu untuk mandi sebelum ke rumah Susno.

"Mana mungkin saya mau terima tamu sedemikan larut malam. Cerita ini bertolak belakang dengan keterangan Sjahril yang mengatakan dia buru-buru mau pulang untuk hadiri ulang tahun anaknya pada 4 Desember 2008," ucap dia.

"Masak lebih mengutamakan ngantar duit kepada orang lain daripada merayakan ulang tahun anak sendiri. Saya curiga jangan-jangan duit itu ditilap (diambil) oleh Sjahril sendiri," tambah Susno.

Kebohongan Sjahril lain, kata Susno, terlihat dari pengakuan Samsurizal yang datang ke rumahnya tanggal 27 Desember 2008, bukan tanggal 4 Desember. Kebohongan Sjahril lain, yakni menyebut dirinya menemui sambil menggendong cucu. "Cucu saya tanggal 4 Desember 2008 belum lahir," ucap dia.

Susno mengatakan, Sjahril terbukti membohongi Haposan terkait pengakuan telah menyerahkan uang ke Susno satu jam setelah uang diserahkan di Hotel Sultan. "Satu jam setelah itu Sjahril masih berada dalam perjalanan menuju kantornya. Biasa jadi uang itu sudah dimakan sendiri oleh Sjahril dengan menjual nama saya," kata Susno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    Nasional
    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Nasional
    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Nasional
    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Nasional
    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    Nasional
    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Nasional
    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Nasional
    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Nasional
    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Nasional
    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Nasional
    Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

    Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

    Nasional
    Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

    Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

    Nasional
    Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

    Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

    Nasional
    Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

    Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

    Nasional
    Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

    Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com