Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Sudah Lelah

Kompas.com - 24/02/2011, 10:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin menyatakan, sejumlah pengurus partainya telah lelah dengan ulah partai yang mengaku sebagai anggota koalisi, tetapi bertingkah lebih dari oposisi. Ulah mereka telah mengganggu pelaksanaan pemenuhan janji kampanye pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

”Hubungan dengan partai seperti itu tidak layak dilanjutkan dalam 3,5 tahun ke depan. Kami ingin bekerja lebih tenang dan tidak disibukkan oleh gerakan-gerakan yang tidak perlu,” kata Amir, Rabu (23/2/2011).

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menegaskan, penolakannya terhadap hak angket ini tidak ada kaitannya dengan tawaran posisi di kabinet.

Muzani juga menyatakan, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto ada di luar negeri sejak Sabtu lalu. Dengan demikian, Prabowo dipastikan tidak bertemu dengan Presiden Yudhoyono dalam beberapa hari ke belakang untuk membicarakan berbagai hal, seperti hak angket pajak.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie, menegaskan kembali rencana partainya mengevaluasi koalisi dan menyerahkan hasil sanksinya kepada Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

”Kalau dalam rumah tangga suami atau istri hanya mengambil haknya tanpa melaksanakan kewajiban, tentu bisa dirasakan bagaimana kondisi rumah tangganya. Sama juga dengan koalisi, kalau tidak melaksanakan kewajiban, apakah patut dipertahankan?” katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) di Serang, Banten, menyatakan, Sekretariat Gabungan tidak akan bubar hanya karena perbedaan pendapat. ”Partai Golkar akan pertahankan pemerintah sampai 2014,” kata Ical.

”Kami dalam koalisi biasa melakukan perdebatan konsep. Perbedaan soal pajak seolah besar, padahal cuma caranya yang berbeda. Satu angket, yang satu lagi panja,” ujarnya.

Apalagi, kata Ical, dengan kandasnya hak angket, masalah pajak masih bisa diselidiki karena ada cara lain, yaitu panitia kerja (panja). ”Kami akan gunakan itu,” ujarnya.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono menegaskan, koalisi partai pendukung pemerintah tetap solid dan kokoh. Partai Golkar, kata Agung, akan tetap mendukung pemerintahan Yudhoyono hingga 2014.

Secara terpisah, fungsionaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pramono Anung Wibowo berpendapat, keputusan tentang usul angket menunjukkan adanya polarisasi dalam pemerintahan. Parpol anggota koalisi tidak lagi sejalan. Pramono mengimbau pemerintah menjadikan usulan angket sebagai momentum membongkar kasus mafia pajak.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lalu Mara menyampaikan, Ical dan Partai Golkar melihat hikmah dari voting hak angket ialah rakyat kini mengetahui siapa yang ingin memberantas mafia pajak dan siapa yang tidak. (ATO/NTA/FER/NWO)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Puji Pelayanan Kesehatan di RSUD Baharuddin Kabupaten Muna

    Jokowi Puji Pelayanan Kesehatan di RSUD Baharuddin Kabupaten Muna

    Nasional
    KPK Siap Hadapi Gugatan Praperadilan Gus Muhdlor Senin Hari Ini

    KPK Siap Hadapi Gugatan Praperadilan Gus Muhdlor Senin Hari Ini

    Nasional
    Jasa Raharja Santuni Semua Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang  

    Jasa Raharja Santuni Semua Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang  

    Nasional
    Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Soal Waktu, Komunikasi Tidak Mandek

    Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Soal Waktu, Komunikasi Tidak Mandek

    Nasional
    Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

    Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

    Nasional
    Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

    Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

    Nasional
    Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

    Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

    Nasional
    Serba-serbi Isu Anies pada Pilkada DKI: Antara Jadi 'King Maker' atau Maju Lagi

    Serba-serbi Isu Anies pada Pilkada DKI: Antara Jadi "King Maker" atau Maju Lagi

    Nasional
    Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

    Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

    Nasional
    Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

    Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

    Nasional
    Pemerintah Saudi Tambah Layanan 'Fast Track' Jemaah Haji Indonesia

    Pemerintah Saudi Tambah Layanan "Fast Track" Jemaah Haji Indonesia

    Nasional
    Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

    Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

    Nasional
    Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

    Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

    Nasional
    Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

    Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

    Nasional
    Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

    Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com