Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulat, Gerindra Tolak Hak Angket Pajak

Kompas.com - 22/02/2011, 10:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 26 anggota Fraksi Partai Gerindra dipastikan akan menolak usulan hak angket pajak jika putusan diambil melalui mekanisme voting dalam Rapat Paripurna DPR, di Gedung DPR, Selasa (22/2/2011). Keputusan ini tak berhubungan dengan portfolio kabinet pemerintah.

"Kami menolak karena tak mau ikuti permainan politik Ical (Ketua Umum DPP Partai Golkar) dalam kasus pajak itu. Jadi, tak ada soal dengan tawaran tiga menteri atau portofolio menteri itu," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon saat ditanya Kompas, sebelum mengikuti seminar nasional "Korupsi yang Memiskinkan," yang diselenggarakan Harian Kompas di Hotel Santika, Jakarta, Selasa pagi ini.

Menurut Fadli, permainan politik yang dimaksud adalah upaya permainan partai-partai politik di DPR, khususnya dalam kasus pajak. "Sebab, yang mengawali kasus angket pajak itu di DPR adalah Partai Demokrat sendiri, namun malah mundur dan sekarang Partai Golkar yang ngotot," ujarnya.

Ditanya kemungkinan ada anggota fraksi yang membelot dalam voting, Fadli menampik kemungkinan itu. "Tidak akan. Ke-26 anggota Gerindra sudah firm," ungkapnya.

Ia malah mengungkapkan kemungkinan partai lainnya yang akan berubah sikap. "Mungkin saja Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), yang menolak hak angket, bisa saja berubah menjadi menyetujui," lanjutnya.

Menurut catatan Kompas.com, Golkar, PDI-P, PKS, dan Hanura hampir dipastikan memosisikan seluruh suaranya di kubu pendukung. Jika semua hadir lengkap dan satu suara, keempatnya akan mengantongi 274 suara (Golkar 106 suara, PDI-P 94 suara, PKS 57 suara dan, Hanura 17 suara).

Sementara itu, di kubu yang menolak hak angket pajak, Demokrat, didampingi "dayang-dayang" setianya, PAN dan PKB. Dalam kondisi yang sama, mereka sudah mengantongi 222 suara (Demokrat 148 suara, PAN 46 suara, dan PKB 28 suara).

Sinyal kepastian sikap Gerindra dan PPP baru tampak pagi ini. PPP yang memiliki 38 suara tampaknya juga akan satu suara dengan Demokrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Nasional
    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    Nasional
    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    Nasional
    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com