Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monterado Awal Mula China di Kalbar

Kompas.com - 01/02/2011, 11:10 WIB

Monterado—dalam era kongsi tahun 1776 sampai tahun 1884—digambarkan oleh Yuan Bingling sebagai sebuah republik kecil. Dalam bukunya berjudul Chinese Democracies, A Study of The Kongsis of West Borneo (1776-1884), Bingling menuturkan bahwa kongsi di Montrado (kini disebut Monterado) memiliki mekanisme pemilihan ketua kongsi dan badan perwakilan serta konsep pengelolaan pajak mandiri walaupun wilayah itu masuk dalam Kesultanan Mempawah.

Para petambang China yang kemudian membentuk kongsi itu pada mulanya didatangkan oleh Kesultanan Mempawah untuk mengeksploitasi deposit emas yang ada di Monterado. Niat Kesultanan Mempawah itu dilatarbelakangi oleh petambang-petambang China yang berhasil mengeksploitasi emas di Pulau Bangka dan memperkaya Kesultanan Palembang.

Dalam perkembangannya, ada beberapa kongsi yang mengerjakan tambang selain di Monterado. Kongsi Monterado milik Fosjoen (M Heshun) merupakan satu dari tiga kongsi besar di Kalimantan Barat bagian barat yang dicatat oleh Mary Somers Heidues dalam bukunya, Golddiggers, Farmers, and Traders in the Chinese Districts of West Kalimantan, Indonesia. Kongsi pertambangan di Monterado berakhir pada tahun 1884 setelah Belanda makin kuat di wilayah Kalimantan Barat.

Budayawan Tionghoa, XF Asali, mengemukakan, orang-orang China yang datang ke Monterado adalah orang-orang Hakka yang memang memiliki budaya dagang yang kuat. ”Mereka juga merasa menjadi perantau sehingga solidaritas antarpetambang sangat kuat. Itu yang menjelaskan kenapa kongsi di Monterado menjadi sangat kuat,” katanya.

Asali menambahkan, rombongan puluhan ribu warga yang bermigrasi dari Tiongkok itu merupakan yang terbesar sejak masuknya orang-orang China ke Kalimantan Barat pada abad XIII. ”Setelah kongsi makin kuat, sebagian orang China kawin dengan orang-orang setempat, terutama orang Dayak, dan merekalah yang memelopori budidaya pertanian dan perkebunan di sebagian besar wilayah Kalimantan Barat. Sejak zaman kongsi itu, orang-orang China mulai menyebar ke berbagai daerah di Kalimantan Barat,” kata Asali.

Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Syarif Ibrahim Alqadrie mengatakan, semangat kongsi itu kini masih terwariskan dalam sejumlah komunitas orang China di Kalimantan Barat. ”Ada sejumlah komunitas China yang sangat kuat secara ekonomi. Itu karena solidaritas mereka sangat tinggi,” ujar Alqadrie. (a handoko)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com