Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik Sofyano Zakaria mengatakan, ketidaknyamanan hidup di Ibu kota karena dampak pembangunan tidak jelas arahnya.
Hal senada disampaikan sosiolog Universitas Indonesia, Nur Ida Rowaida. Ida mengatakan, pembangunan oleh pemerintah cenderung bias alias lebih berpihak kepada golongan menengah ke atas dan sangat ditentukan selera pasar.
Menurut Ida, warga, pemerintah atau negara, dan pasar merupakan penggerak kota. Ketiganya seharusnya berkedudukan seimbang, bukan saling mendominasi.
Di Jakarta, peran pemerintah menegakkan peraturan, lemah. Padahal, warganya ditimpa begitu banyak masalah. Pemerintah lebih fokus ke diri sendiri ketimbang mengontrol perkembangan kotanya. Alhasil, pasar berkuasa dan bergulir memihak kepada kalangan elitis tertentu.
Mantan Ketua Umum Forum Komunikasi Anak Betawi Husen Sani mengatakan, langkah pengamanan lingkungan paling efektif adalah membantu kaum muda yang terbatas pendidikan akademis dan keterampilannya mendapatkan pekerjaan. (NEL/ART/FRO/ABK/WIN/ECA/WHO)